sebenarnya
tulisan ini sudah lama sekali ingin kuposting ke rumah pelangi ini . tapi
karena banyaaaak sekali halangan , jadi baru sekarang bisa postingnya :D .
memang terlambat sekali sih , tapi lebih baik terlambat kan daripada gak sama
sekali :) . ini dia ceritanya :
empat
novel telah selesai kulalap habis selama libur 'kuliah' semester awal ini .
novel pertama yang beruntung kubaca dari sekian banyak tumpukan novel di tempat
penyewaan novel itu adalah morning brew . setelah morning brew tamat , hafalan
shalat delisa nya tere liye . lalu setelah selang beberapa hari , aku mulai
meminjam dua novel lagi , rumah tanpa jendela nya asma nadia dan being ing .
sekarang
, dengan bahasa yang awut awutan , ijinkan aku bercerita sedikit tentang ke
empat novel di atas ya :D .
morning brew .
Rheney
, pacar tujuh tahunnya (eits , hampir delapan tahun ding :p) Boy tak habis
pikir . mengapa Boy tega memutuskannya secara sepihak . padahal dia tahu ,
mereka tidak punya masalah besar apapun akir akhir ini . alasan Boy juga tidak
masuk akal menurutnya . karena beasiswa luar negeri yang pernah Boy ajukan
ternyata diterima , dan dia menyatakan tidak sanggup bila menjalin hubungan
jarak jauh . setelah terpuruk karena ditinggal begitu saja oleh Boy , Rheney
dengan dibantu kedua teman kerjanya di cafe morning brew , perlahan lahan
mencoba bangkit . Ivana dan Danny , kedua teman Rheney mulai menyusun berbagai
rencana supaya Rheney dapat melupakan seluruh kenangan tentang Boy . salah satu
rencana yang disusun mereka adalah mencoba mendekatkan Rheney dengan pria baru
. banyak kejadian lucu , menyedihkan , dan tak disangka sangka dalam perjalanan
Rheney menghilangkan Boy dari memori pikirannya .
satu
yang sangat menarik perhatianku dalam novel ini . email yang berisi permintaan
maaf yang sangat bijak yang dikirim oleh Rheney kepada Boy setelah Rheney
memutuskan pertunangannya dengan Boy . sungguh sangat membuka mata ,
menyadarkanku akan sesuatu .

hafalan shalat delisa
delisa
, gadis kecil berusia enam tahun yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
sangat menjunjung tinggi agamanya , akhir akhir ini disibukkan oleh tugas baru
. menghafalkan seluruh bacaan shalat . dan jika delisa berhasil lulus dalam
ujian menghafal bacaan shalat (setiap tahun di sekolahnya , murid murid kelas
satu wajib mengikuti ujian menghafal bacaan shalat) . ibunya juga sudah
menyiapkan hadiah buat delisa jika delisa hafal seluruh bacaan shalat . segala
sesuatu pun akhirnya dilakukan delisa untuk dapat menghafal bacaan shalat
secara sempurna , demi mendapatkan hadiah itu tentunya . namun delisa tidak
tahu karena niat yang tidak tulus semata mata karena Allah itulah , delisa
menemui banyak sekali hambatan dalam menyelesaikan hafalan bacaan shalanya .
tetapi karena hambatan itulah delisa jadi mengerti tentang banyak hal dalam kehidupan
jauh sebelum waktunya dia harus mengerti .
yang
jadi pertanyaanku dari novel ini adalah , apakah masih ada anak seumuran delisa
yang bisa bersikap seperti delisa setelah segala yang terjadi di sekitarnya
sangatlah tidak mendukung , bahkan hanya untuk sekedar menarik ujung bibir
membentuk sebuah senyum . aku rasa , orang dewasa pun , tidak akan bisa .
kecuali orang orang terpilih .

rumah tanpa jendela
Rara
nama gadis kecil itu . gadis kecil yang kebetulan dilahirkan dalam lingkungan
keluarga yang kurang beruntung . bapaknya seorang pemulung , ibunya membantu
pekerjaan bapak seadanya . meskipun keluarganya berada dalam keadaan yang serba
kurang , tetapi kehidupan keluarganya tidak sekeras teman temannya yang setiap
hari selalu ada saja yang dimarahi atau dipukul oleh ayah atau ibunya . ada
satu keinginan Rara yang menurut versiku itu sudah bisa dibilang obsesi .
obsesi itu adalah jendela . Rara menginginkan sebuah jendela untuk rumah
tripleknya , satu saja . supaya dia dapat melihat sinar matahari tanpa harus
keluar rumah , menunjuk bintang , melihat tetesan air hujan yg seakan akan
dicetak otomatis oleh alam . tak ada impian yang dalam pewujudannya berjalan
mulus , begitu juga dengan impian Rara . dengan kondisi keluarganya yang serba
kekurangan , dan ditambah bencana yang menyapanya berturut turut mengambil satu
persatu orang yang dicintainya Rara mencoba bertahan demi impiannya .
satu
hal yang dapat kupelajari dari novel ini . novel ini memiliki banyak sekali
nilai nilai kebaikan yang tertanam di dalamnya . membuat pembacanya , termasuk
aku , terpacu untuk berbuat baik lebih dan lebih lagi .

sebenarnya
, ada satu lagi novel yang sudah khatam kubaca . tapi berhubung aku lupa lupa
nulis resensinya , jadi sampai sekarang pun (sampai aku lupa detail jalan ceritanya
-,-) belum juga tertulis . aku cuma ingat sedikit sedikit , judulnya 'being
ing' . sekarang aku coba cerita sedikit saja tentang alur being ing yaa . being
ing bercerita tentang seorang gadis muda yang tiba-tiba (aku juga tidak tahu
kenapa sebegitu cepat dan mudahnya) jatuh cinta pada seorang gay . gay , iya ,
sekali yaa , gay -,- . si gadis ini dengan sedemikian rumitnya , bertahan
mencintai si pria gay sampai si gadis ini tau kalau sebenarnya si pria gay
ternyata malah mencintai sahabatnya . hahaa horor banget kan ceritanya . tapi
novel ini bagus juga , endingnya gak gampang ditebak . novel favoritku yang
cerita endingnya gak gampang ditebak :D .