butuh berapa kali kekalahan lagi yang harus kulewati
untuk mengecap manisnya kemenangan? bahkan saking hinanya diriku, untuk lomba
skala kecil saja namaku tak pernah dicantumkan dalam kolom pemenang. padahal
menurut penilaianku, karya yang kukirimkan juga sudah cukup baik. setidaknya
tidak jelek. apakah itu belum cukup? atau mungkin karena niatku yang
semata-mata hanya ingin mendapatkan imbalan yang menyebabkan susahnya
menembuskan namaku ke kolom pemenang? atau karena faktor kutukan yang selalu
melekat padaku? atau mungkin ini hukuman karena selama ini aku telah
berkelakuan buruk?
semua yang kuinginkan dengan amat sangat selalu saja
hasilnya malah bertolak belakang. selalu, selalu saja. padahal aku telah
berusaha dan berdoa dengan baik. aku tahu Kau Maha Mengerti yang terbaik untuk
hambaMu. tapi ya Allah aku juga manusia, manusia yang sangat menginginkan
kemenangan. aku mohon ya Allah satu kali saja, hanya satu kali, tidak lebih.
aku ingin satu kali mengecap manisnya kemenangan agar bisa kutuliskan dalam
lembar catatan hidupku yang usang. berikan padaku satu kemenangan saja, agar bisa
kuceritakan pada anak-anakku cerita kemenangan yang pernah diraih oleh ibunya.
agar mereka bangga terhadapku. bangga mempunyai ibu sepertiku.
jika berbicara soal kemenangan, aku punya berbagai
cerita kemenangan dari orang-orang terdekatku. kemudian dari cerita di bawah,
aku bisa membagi kemenangan menjadi beberapa jenis. untuk lebih lengkapnya,
silahkan baca tulisan di bawah ini.
jika aku melihat kehidupan salah satu teman yang
memiliki keberuntungan luar biasa dalam hidupnya, saat itu juga kemanusiaanku
diuji. aku jadi iri dibuatnya. lalu timbullah sejuta mengapa yang mengambang
bebas dalam pikiranku. mengapa dia bisa mendapatkan segala yang diinginkannya? padahal berusaha saja asal-asalan. mengapa aku susah sekali mendapatkan apa
yang kuinginkan padahal usahaku jauh
lebih besar dari usahanya. mengapa harus dia yang Kau beri nikmat itu? padahal
berusaha mendekat padaMu saja jarang. waktu kutanya bagaimana caranya dia bisa
seperti itu, dia hanya menjawab : aku hanya mengandalkan keberuntungan.
kemudian pertanyaan lain muncul dalam pikiranku : bagaimana bisa keberuntungan
terus mendatangimu bertubi-tubi seperti itu? tapi pertanyaan itu hanya
kubiarkan mengambang dalam otakku.
lain lagi cerita ini. temanku yang kedua ini memang tipe
pekerja keras. dia selalu berusaha dengan sungguh-sungguh ketika akan
menghadapi sebuah perlombaan. selain itu, dia juga selalu berusaha menjalin
kedekatan denganNya. pantas saja dia terus-terusan menang. kemudian sewaktu
kutanya bagaimana cara dia untuk menang, dia menjawab dengan tegas : keringat
saja tidak cukup untuk mengganti usaha kita. kemenangan mengingikan tangisan
darah dari air mata kita. waaaw, sampai sebegitu jahatnyakah sebuah kemenangan
melalui kacamatanya?
kemudian selanjutnya adalah kisah kemenangan dari dia. ya,
yang kumaksud adalah dia yang sering kuceritakan dalam blog ini. mungkin dia
memang ditakdirkan untuk jadi pemenang. sejak kecil, dia selalu memenangkan
perlombaan yang dia ikuti. dia juga selalu terpilih menjadi pemimpin dalam
lingkungan sekolahnya bahkan sampai sekarang. mungkin kalau aku disuruh
menuliskan seluruh prestasinya, maka halaman blog ini akan penuh. semua itu
berkebalikan denganku. sewaktu kutanya bagaimana cara dia mendapatkan
kemenangan beruntun seperti selama ini, dia menjawab dengan sangat panjang, seperti biasa. begini intinya : siapkan diri sebaik-baiknya, siapkan mental
(untuk perlombaan yang melibatkan lisan seperti : audisi, presentasi paper) dan
pastinya doa karena dia percaya sebaik apapun kita berusaha, tetapi jika Allah
tidak mengizinkan maka kita tidak akan bisa menang.
dari cerita-cerita di atas dapat kuambil kesimpulan,
bahwa sebuah kemenangan datang pada manusia dengan wajah yang berbeda-beda.
kemenangan tidak hanya bermuka dua, tapi dia bermuka banyak.
dari cerita teman pertama, aku menganalogikan
kemenangan yang datang padanya sebagai malaikat yang wajahnya bersinar sinar.
tidak seperti kisah kemenangan lain yang mengikutkan doa dalam ikhtiarnya,
kemenangan yang datang pada teman pertama ini tidak memerlukan modal apa-apa. aku
tidak tahu cara kerjanya bagaimana. dan yang tidak habis kupikir adalah apa
keuntungan Allah memberi nasib baik pada orang seperti ini? wallahualam.
selanjutnya dari cerita teman kedua, aku menganalogikan
kemenangan yang datang padanya sebagai dept collector yang wajahnya garang,
berkacamata hitam, berjaket kulit, dengan kepala botak dan kulit coklat gelap.
kemenangan jenis ini bisa dibilang kemenangan yang paling mahal diantara yang
kemenangan yang lain. kedatangannya harus dibayar dengan harga yang pantas,
berupa air mata darah dari mata sang pemenang.
yang terakhir ini adalah wajah kemenangan yang
paling baik. dari cerita kemenangan dari dia, aku menganalogikan kemenangan sebagai
sahabat yang selalu tersenyum. kemenangan ini tidak sebaik kemenangan jenis
pertama yang tidak perlu modal apa-apa selain keberuntungan, tapi juga tidak
kejam seperti kemenangan jenis kedua yang selalu menuntut bayaran mahal atas
kedatangannya. seperti sahabat yang selalu mengingatkan, tipe kemenangan ini
memantau setiap manusia yang didatanginya. manusia diingatkan untuk tidak
bersantai-santai hanya menunggu keberuntungan jatuh dari langit. tapi jenis
kemenangan ini juga tidak memaksakan dengan berusaha terlalu keras. karena manusia juga mempunyai batas usaha
kan?
jadi itulah jenis-jenis kemenangan yang bisa
kuanalogikan dari berbagai pengalaman orang-orang terdekat. semoga setelah
mencoba memahami seluk beluk kemenangan, aku diberi kesempatan oleh Allah untuk
bertemu dengannya. sekali saja seumur hidup, sudah lebih dari cukup bagiku. tipe kemenangan kedua juga tidak
apa-apa. asalkan aku bisa merasakannya dan bisa kuceritakan pada anak-anakku
kelak.
ehem ,, rasa rasa nya , mirip aku itu..
BalasHapusdia jenis kedua = me >.<
tp gpp lah . toh memang kemenangan butuh perjuangan..
tingkat perjuangan ikud menentukan kadar kenikmatan kemenangan itu sendiri
coba aja.. buktikan sendiri..
poppy pasti bisa >.<
hahaaa merasa dia :D
BalasHapus