Tampilkan postingan dengan label labil .. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label labil .. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 April 2012

ILALANG


namaku ilalang . meskipun aku adalah hiasan pada tanaman yang sungguh tak berarti apapun di dunia ini , namun kata sebagian orang , aku memiliki aura keindahan yang mungkin dapat membuat banyak makhluk yang bernama manusia berdecak iri melihatku . hidupku di sini , di suatu hamparan yang luas , bernama padang ilalang . aku hidup  bersama ribuan , bahkan jutaan ilalang lain yang sama indahnya sepertiku , kami hidup berdampingan . damai , tenang , dan tanpa diwarnai dengan segala sesuatu yang mengarah pada sebuah hal yang sangat akrab dengan manusia , pertengkaran dan perselisihan .


dalam keseharianku , aku tak hanya hidup damai dengan jutaan makhluk yang sama denganku saja . tetapi , di padang harapan ini , aku juga akrab dengan banyak makhluk yang tak sejenis denganku dan menurutku mereka tak kalah indahnya denganku . nama mereka juga cantik , ada kupu kupu , capung , kunang kunang yang terlihat lebih cantik di malam hari , dan makhluk lain yang tak bisa kusebut satu persatu .

selain mereka , ada dua fenomena indah yang sangat menarik bagiku .

pertama ,
dia mengaku padaku namanya adalah angin . dia memperlakukanku dengan sangat..sangat baik . aku selalu tenang jika dia didekatku . dia selalu menghiburku , tiap kali ada sesuatu yang membuat aura keindahanku memudar . dia bertiup dan menggoyangkanku dengan irama yang sangat merdu . sambil berbisik
'aku selalu tak bisa melihatku dengan keadaan seperti ini' dan secara ajaib , aku merasa lebih baik setelahnya . pasokan aura keindahanku secara ajaib bertambah . dia seperti charger aura bagiku . mungkin tanpanya , aku tak bisa melanjutkan hidupku lagi . jujur , aku tidak melebih lebihkan . tetapi jika mengingat satu kenyataan tentangnya , seketika aura keindahanku bagai disedot oleh gaya gravitasi yang sangat kuat , disedot habis . ya , hanya satu kenyataan pahit tentangnya , dia tak terlihat , kehadirannya hanya bisa kurasakan . dan dari kenyataan itulah , akhirnya dia mencarikan seorang teman lain untukku, teman yang terlihat .

kedua ,
katamu namanya senja . dia indah , sepertiku . oh tidak , maksudku baru kali aku melihat sesuatu yang lebih indah dariku . dia beribu kali jauh lebih indah dariku . dulu setiap kali aku merajuk tak percaya , kau selalu bilang 'dia indah ilalang , sama sepertimu . kau pantas jika berdampingan dengannya'
dan kini aku baru percaya padamu . 

sejak saat itu , setiap sore , aku selalu berbincang dengan senja , membicarakan berbagai hal . menurutku ini sungguh sangat menyenangkan . karena untuk pertama kalinya aku bisa melihat wajah lawan bicaraku , bukan hanya merasakannya saja . tetapi setelah lama kujalani , ini tidak sepenuhnya menyenangkan . kenyataan pahit itu terulang pada senja , tetapi dengan kasus yang berbeda . keberadaan senja jauh , sangat jauh tak terjangkau olehku . aku tidak bisa terus seperti ini . setiap kali pasokan aura keindahanku memudar , dia tak bisa datang menghiburku , menggoyangkanku dengan irama yang merdu , kemudian berbisik manis di telingaku . dia tak bisa meninggalkan tempat hidupnya yang sangat nyaman itu , tak mau .

sekali lagi kukatakan , aku tak bisa hidup tanpamu .

kini , ketika aku tak bersama senja lagi , aku berusaha keras untuk mencarimu . berusaha keras untuk mengundangmu , bersusah payah merasakanmu . pasokan aura yang semakin berkurang dan berkurang tak lagi kupedulikan . aku hanya ingin satu , bertemu denganmu . tetapi , sungguh kau bagai hilang termakan zaman yang kini semakin menua . angin , dimana dirimu ? aku mmbutuhkanmu...

Selasa, 17 Januari 2012

Review taun 2011 :D


2011, menjadi taun yg sangat menakjubkan bagiku. karena apa? karena, di taun 2011 ini, aku mengalami peralihan status. yang tadinya statusku adalah siswa sma, naik pangkat menjadi mahasiswa. bukankah itu sangat keren? 'maha' nya siswa, selain itu, aku jadi punya jas almamater kebanggaan, ktm, nim, dan atribut kuliah lainnya.

Selain karena di taun 2011 aku mengalami peralihan status dari siswa sma menjadi mahasiswa, di taun 2011 aku juga telah banyak melewati peristiwa demi peristiwa yang membuatku lebih berkaca dan mencoba memetik hikmah dari tiap kejadian itu.

2011 juga menjadi taun pertamaku untuk mencoba berpikir dan bersikap lebih dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan yang menghadangku (ini terjadi terutama di akhir2 taun, mencoba membentuk pola pikir sebagai mahasiswa). harapannya, semoga di taun setelah 2011 ini, aku dapat lebih memperbaiki diri lagi, bukan menjadi yang sempurna. tapi cukup menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, itu yang terpenting.

di bawah ini, adalah review kejadian2 yang aku anggap penting yang terjadi selama taun 2011. harap dimaklumi kalo misalnya ada yang gak jelas. maklum, ini adalah tulisan bebas yang dibumbui curhatan sana sini. selamat menikmati :)) .

Januari-Februari
1. rajin2nya les go, soalnya 3 bulan lagi unas.
2. galau2nya snmptn undangan.

Maret
1. giat2nya latian soal.
2. seneng2nya liatin adek kelas.

April
1. minggu pertama, giat2nya latian soal.
2. minggu kedua, galau2nya menghadapi unas.
3. minggu ketiga, unas.

Mei
1. minggu pertama-ketiga, rajin2nya intensif snmptn, seneng2nya liatin temen sekelas intensif.
2. minggu ketiga, pengumuman unas sama snmptn undangan, galau2nya milih jurusan kuliah.
3. minggu terakhir, wisuda sama snmptn tulis, ketemu mas tanggal 29 untuk pertama kali.

Juni
1. minggu pertama-ketiga, galau2nya nunggu pengumuman snmptn.
2. minggu terakhir, pengumuman snmptn.

Juli
1. minggu pertama, daftar ulang tahap 1, ketemu mas tanggal 29 kedua kali.
2. minggu terakhir, ngajuin keringanan.

Agustus
1. bulan ramadhan
2. minggu pertama, daftar ulang tahap 2.
3. minggu ketiga, rangkaian ospek (universitas, fakultas)
4. minggu terakhir, idul fitri.

September
1. minggu pertama, galau2nya mau masuk kuliah.
2. minggu kedua, kuliah pertama kalinya.
3. minggu ketiga-terakhir, ospek jurusan.

Oktober
1. minggu pertama, ospek jurusan terakhir.
2. minggu kedua, banjir tugas sama tagihan laporan praktikum fisika setiap minggu.
3. minggu terakhir, kejutan ulang taun, uts untuk pertama kalinya sebagai mahasiswa.

November
1. minggu pertama-kedua, uts.
2. minggu ketiga, stulabo.
3. minggu terakhir, kewalahan ngerjakan tugas kuliah, tagihan laporan praktikum fisika, laporan praktikum kimia dua judul, sama stulabo acc- acc+.

Desember
1. minggu pertama, masih kewalahan ngerjakan tugas kuliah, tagihan laporan praktikum fisika, laporan praktikum kimia dua judul, sama stulabo acc- acc+.
2. minggu kedua, laporan praktikum fisika, kimia tamat.
3. minggu ketiga, acc stulabo sama UAP.
4. minggu terakhir, santai2nya jadi mahasiswa, menyambut taun baru+minggu tenang.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Aku Ada - Dee


Pengen deh baca cerita ini, tapi kapan ? besok suda mulai uts -,- . sejak download lagunya jadi pengen banget baca ini cerita . dengerin lagunya udah, so sweet banget ! sumpah . baca aja lirik lagunya dibawah ini . tulisan setelah lirik lagu apalagi. ya Allah pengen banget baca ini cerita -__________- . semoga saja setelah uts ada waktu untuk menyempatkan baca ini , Amin :)) . 


"Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku
Selain hatiku
Dan ombak berderu

Di pantai ini kau selalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu
Akulah lautan
Ke mana kau selalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Ku ingin ku tahu
Engkau ada

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi
Akulah lautan
Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu
Aku ada"


Pesan ini akan tiba padamu, entah dengan cara apa. Bahasa yang ku tahu kini hanyalah perasaan.
Aku memandangimu tanpa perlu menatap.
Aku mendengarmu tanpa perlu alat.
Aku menemuimu tanpa perlu hadir.
Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini ku miliki segalanya.

Ku pandangi langkahmu yang ringan dan tampak seperti melayang, berjalan dengan irama konstan. Engkau tak seperti orang yang berjalan di atas pasir, yang kebanyakan tampak berat dan canggung. Barangkali karena telah ratusan kali kau lakukan itu; menyendiri di tepi pantai, menyusuri garisnya seperti merunut urat laut. Tapak kakimu sudah tahu bagaimana bersahabat dengan pasir yang kadang menggembung dan kadang mengempis dimainkan napas ombak.

Matamu mencari bola merah yang disembunyikan arakan awan mendung.
Sesekali kau buang pandangan ke arah lain, sekedar meyakinkan kau tak sendiri di dunia ini, karena seringnya engkau berharap demikian. Sesekali pula kau buang pandangan ke belahan langit di bahu kananmu, yang berwarna-warni antara ungu, biru, dan abu-abu, yang menggetarkanmu sama hebatnya dengan bola merah yang kau telisik sejak tadi.

Pesanku itu akan tiba padamu, batinku. Namun entah dengan cara apa.

Seseorang tampak berlari menyusulmu, meneriakkan namamu keras-keras hingga kau tak punya pilihan lain selain menoleh. Seketika wajahmu berubah, rona yang ku hafal dan tak ku sangka akan kembali lagi. Aku ingin meneriakkan bahagia ini, tapi entah dengan cara apa. Perlahan ku lihat awan mendung bergeser, menyeruakkan mentari yang kau cari. Dan ku lihat engkau kian berseri. Senjamu kian sempurna. Dia, yang kau cinta, tampak berkilau disiram cahaya jingga.

Kalian berdua menghambur, mendekat erat satu sama lain hingga kakimu melayang di udara. Rasa hangat ketika dua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap. Aku merasakannya. Entah mengapa aku bisa.

Lelaki itu bertanya, kapan engkau pulang. Ia sudah menyiapkan makan malam, lengkap dengan lilin aromaterapi dan servis relaksasi melalui jemarinya yang apik. Matamu berbinar, memantulkan semburat jingga di langit dan semburat cinta di langit hatimu. Namun kepalamu menggeleng dan kau berkata: sebentar lagi. Kau masih ingin di sana, menunggu hingga senja tamat ditutup malam. Lelaki itu mengangguk mantap. Ia tahu ke mana hatimu berlabuh, dan ke mana sesekali hatimu berlayar. Ia menengadah ke atas untuk menemukan bulan pucat yang sejenak lagi benderang dan menyinari langkahmu pulang. Ia lalu berbalik setelah mengecupmu di kening.

Kau menunggu punggungnya kabur dari pandangan sebelum kembali melanjutkan langkah-langkahmu di atas pasir. Perjalananmu di batas dua dunia. Cerah senja di kiri da redup malam di kanan. Dan aku memandangi sapuan ombak yang menghapus segala jejak, kecuali milikmu karena tinggal kau yang terus melangkah. Tak ada jejakku di sampingmu. Tak ada siapa-siapa. Namun aku merasa kita melangkah bersama. Entah bagaimana bisa begitu.

Sudah jarang ku lihat kau menangis, tapi matamu terus bertanya. bahasaku yang cuma rasa susah melekat pada kata, tapi aku tahu apa yang kau tanya, dan aku tahu apa jawabannya. Tinggal cara yang masih menjaga rahasia.

Di titik yang selalu sama, tempat karang kecil yang menggunduk sedemikian rupa hingga pas diduduki satu orang saja, langkahmu berhenti. Kau duduk menghadap lautan, memandangi gumpalan-gumpalan awan yang seolah disedot horizon. Napasmu mulai teratur, dan dudukmu mulai kaku seperti orang sembahyang. Seperti ingin selaras dengan ombak yang kian pasang, napasmu kian panjang, hingga di satu titik berubah memburu.

Terjadi gemuruh di lautan hatimu. Tiba-tiba kau melorot dari karang itu, tersungkur menghujam pasir. Punggungmu berguncang.

Aku tahu apa yang terjadi, aku tahu apa yang kau tangiskan, aku tahu apa yang bisa menghiburmu, tapi cara itu masih jadi rahasia. Lalu kau berlari menuju ombak, membawa perasaan seberagam langit saat senja; antara duka, murka, dan cinta yang entah harus dibuang ke mana. Saat itu kau ingin bergabung dengan rombongan awan yang terhipnotis masuk ke dalam rekahan ufuk barat. Dan berenang saat laut pasang mendadak menjadi pilihan yang masuk akal bagimu.

Ingin rasanya aku ikut berlari, berteriak agar kau kembali, mencengkeram bahumu agar kau tahu aku ada di sini.
Namun bahasaku tinggal rasa. Dan entah bagaimana caranya agar rasa bisa bersuara jika raga tak lagi ada.

Aku hanya ingin merengkuhmu. Adakah engkau tahu? Aku ada.

Setahun sudah sejak kau mencatat tanggal kepergianku, dan memang aku tak pernah kembali dalam bentuk yang kau harapkan.

Namun adakah engkau tahu? Aku masih ada.

Meski mendapatkanmu seperti lawatan ke museum tempat segala keindahan dikurung etalase kaca hingga berlapis saat disentuh, aku tetap merasa utuh.

Percayakah kamu? Aku selalu ada.

Ke dalam perasaan inilah engkau akan bermuara, ke dalam perasaan inilah engkau akan pulang dan bertemu aku lagi. Dan perasaan itu dapat engkau nikmati sekarang, di dalam hati.
Tanpa perlu mati. Sekarang.

Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada.

Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu.

Kayuhanmu tahu-tahu terhenti. Sudah jauh engkau berenang meninggalkan pantai, basah kuyup dan megap-megap. Namun tiba-tiba kau tergerak untuk diam, merasakan ombak yang dengan aneh mengembalikanmu mundur. Semakin kuat kau mengayuh, kau malah semakin mundur ke pasir tempat kau tadi melangkah. Perlahan kau berdiri, menatap laut dengan tatapan asing seolah itu pertemuan kalian yang pertama kali.
Setengah mati kau lawan lautan untuk mencari jawab atas amarahmu pada kematian, dan dengan sabar bagai ibunda menimang anaknya yang meraung murka agar kembali tenang, lautan mengembalikanmu kembali ke tepiannya. Seolah berkata, belum saatnya.
Tempatmu di sana. Kembaliah ke pasir tempat jejak-jejakmu tersimpan, kembali padanya yang menantimu dengan senyum sayang.

Seberaneka warna langit senja, muncul aneka ekspresi pada mukamu. Matamu berkaca-kaca, bibirmu tersenyum, lalu kau mulai menangis sambil tertawa. Aku tahu apa yang kau sadari, aku tahu apa yang kau syukuri, dan kini aku tahu cara berbicara denganmu.

Pesan ini akhirnya tiba. Saat pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak, akulah lautan yang memeluk pantaimu erat. Akulah langit beragam warna yang mengasihimu lewat beragam cara. Engkau hanya perlu merasa dan biarkan alam berbicara.

Air matamu bercampur dengan jejak air laut. Tawa cerahmu bercampur dengan sengguk tangis. Namun matamu tak lagi bertanya-tanya. Hari ini engkau akan pulang untuk makan malam, bercinta dengan yang kau cinta ditemani cahaya dan wangi lilin aromaterapi. Engkau tersenyum dengan segenap jiwamu, karena hari ini kita sama-sama mengetahui satu rahasia: cinta adalah aku, cinta adalah engkau, cinta adalah dia, dan cinta tak pernah mati.
Sekalipun jasadku sudah.

Dengan mulut setengah dibekap, kau membisikkan satu kata yang pernah menjadi namaku.
Kali ini kau tidak mengucapkannya seperti perpisahan, bukan juga perjumpaan, melainkan sebuah kesadaran.

Rahasia kecil kita berdua : aku tahu engkau tahu aku ada.

sumber : dari sebuah blog.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Negeri di Awan :))

Akhir2 ini aku jadi jarang posting . maklumlah derita maba , masih kaget sama atmosfer nya kuliah . tugas kuliah , tugas ospek (jurusan) juga numpuk . dan sekarang , sekalinya posting , eh malah posting lirik lagu . nggapapa lah , daripada nggak posting sama sekali .

Oiya , lagu yang mau aku tulis liriknya ini bukan lagu sembarangan loh . aku tahu lagu ini dari si juki . dia tiba2 nyanyi in ini lagu pas aku lagi ngeliatin mas 'tep' dari jauh . ahh , aku jadi berasa ada di film trus diiringin soundtrack gitu . nah soundtrack nya yaa lagu ini :p . padahal waktu itu lagi ospek loh , bisa2nya aku malah mikir gitu . ini akibat sekelompok sama si juki -,- .

Oke lah , langsung liriknya aja yaa :D


Di bayang wajahmu
Kutemukan kasih dan hidup
Yang lama lelah aku cari
Dimasa lalu

Kau datang padaku
Kau tawarkan hati nan lugu
Selalu mencoba mengerti
Hasrat dalam diri

Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa
Aku menuju kesana

Ternyata hatimu
Penuh dengan bahasa kasih
Yang terungkapkan dengan pasti
Dalam suka dan sedih

Rabu, 07 September 2011

What If


So what if we got lost one night

And left everyone behind

I feel a new love

You have filled me with this feeling

And here, I am beside the most precious person

I am beside the most beautiful person

Let us forget all that is past

Stay in my embrace and relax

This night is worth the rest of my life

There is nobody else for me but you and without you, I would have no reason to live

The best years are coming

And every day, life will get better

touch my hand

So that I may believe what is going on

For so long I had wished to meet you

And now, there is no need to dream

I am already here, beside the most precious person

I am beside the most beautiful person

We malo dalam bahasa Inggris *dengan perubahan .

Minggu, 24 April 2011

Syair Indah



Ini copas aja sih dari puisinya kakek Sapardi Joko Damono yang judulnya 'Aku Ingin' sama 'Akulah Si Telaga' . bagus banget , beneran deh . liat sendiri aja yaa di bawah .


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

seperti kata yang tak sempat terucapkan

oleh kayu bakar kepada api

yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

Seperti isyarat yang tak sempat dikatakan

Oleh awan kepada hujan

yang menjadikannya tiada.

(Aku Ingin)

Akulah si telaga , berlayarlah diatasnya

belayarlah menyibakkan riak-riak kecil

yang menggerakkan bunga-bunga padma

berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya

sesampai disana , tinggalkan begitu saja

perahumu biar aku yang menjaganya

(Akulah Si Telaga)

Kegilaan Sebelum Unas

Alhamdulillah , UNAS SMA tahun pelajaran 2010-2011 telah usai dilaksanakan . rasanya lllluuuueeeeeggggaaa banget . tapi perasaan llleeegggaaaa ini berbanding terbalik dengan perasaan tertekan , ganjil , gila , aneh , nyesek banget deh pokonya sebelum UNAS perkenankanlah saya berbagi duka sebelum UNAS disini yaa .

H-9 UNAS
"...aku merindukan dia . dia yang tulang rusuknya ditakdirkan untuk menjadikanku ada..."

H-8 UNAS
"...aku tak ingin segera membuka mataku . aku ingin menutupnya lebih lama . karena dalam pejaman mataku , aku melihatnya . aku melihatnya berdiri didepanku , sambil mengulurkan tangannya padaku . wajahnya yang tertutup pantulan sinar mentari tak menyurutkan keinginanku untuk terus melihatnya . karena aku sangat merindukannya..."

H-7 UNAS
"...kebodohan kembali terulang . dan hebatnya kebodohan ini lebih parah dari kebodohan yang kulakukan satu tahun yang lalu . akankah aku dapat mengusirnya . Allah , tolong aku..."

H-6 UNAS
"...aku muak bila harus menerima kenyataan bahwa soal ujian yang kudapatkan ternyata sama dengannya . hai hati apakah kau masih menyimpan sesuatu padanya ? bila jawabannya tidak , lantas mengapa kau harus muak . dan bila jawabannya iya , itu berarti kau adalah makhluk terbodoh sejagat raya..."

H-5 UNAS
"...Allah telah membantuku mengusir kebodohan yang kuulangi , tapi aku malah merusaknya . hai sumber kebodohan , kau kemanakan akal sehatku ? cepat kembalikan sekarang...!"

H-4 UNAS
"...Allah telah menetralkan hati dan pikiranku yang kacau . tapi kini masalah baru muncul kembali . AKU TIDAK SIAP .mungkin tidak akan pernah siap . Allah , aku mohon jangan tinggalkan aku..."

H-3 UNAS
"...semua terasa berat kembali , malah rasanya hari ini lebih berat dari kekacauan kemarin . sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini . hatiku baru sebentar merasa tenang . Allah , maafkan aku yang terus-terusan mengecewakanMu . aku mohon jangan tinggalkan aku :( ..."

H-2 UNAS
"...Allah , please keep me in Your way , in Your best way..."

H-1UNAS
"...tahukah kau bahwa aku mempercayaimu kawan . tapi kau merusaknya dengan sangat hebat . jangan salahkan aku jika kini aku membencimu..."

Nah itu semua adalah kelabilanku sebelum UNAS . Bener-bener labil kann , parah banget emang . aku sendiri juga bingung , kenapa aku bisa sekacau ini . bener-bener kelabilan yang datang diwaktu yang 'sangat' tidak tepat . tapi Alhamdulillah , Allah menjagaku . jadi aku bisa mengikuti UNAS dengan hati tenang . sekarang tinggal menunggu hasilnya , hasil yang memuaskan tentunya *Aminn :)) .

Kamis, 31 Maret 2011

SNMPTN UNDANGAN

Suatu teguran indah yg mungkin gak akan kudapatkan lagi di kehidupanku selanjutnya . yaa , aku cuma bisa pasrah sambil terus berdoa dan berharap supaya Dia memberiku yg terbaik . pengalaman yang kusebut teguran ini akan kuceritakan dibawah :) .

snmptn undangan ?

snmptn undangan , bagiku ini berkah . bagaimana tidak , semua anak sma kelas XII tahun ajaran ini (2010-2011) pasti menginginkan masuk ke perguruan tinggi negeri impiannya melalui jalur ini . selain karena seleksinya tidak menggunakan tes tulis (menggunakan seleksi rapot) , daya tarik snmptn undangan ini ada pada waktu pelaksanaannya . pelaksanaan snmptn undangan lebih cepat dari snmptn tulis biasa . jadi bagi para siswa yg sudah diterima melalui jalur ini nantinya bisa bersantai-santai ria sampai waktu masuk kuliah tiba.


berbanding terbalik dg kelebihan yg dikandungnya , syarat2 snmptn undangan lebih berat daripada snmptn tulis . harus masuk 18 besar dikelas secara konsisten dari kelas X-XII smt 1 . jadi , aku yg terganjal di smt 3 sudah sangat jelas tidak bisa meraih tiket itu .


keajaiban :)

dua minggu setelah kepastianku tidak bisa mengikuti snmptn undangan , aku dikejutkan peraturan baru . yaitu , syarat mengikuti snmptn undangan tidak jadi 18 besar dari kelas X-XII , tapi hanya di kelas XII saja . waaw , rasanya mau pingsan . setengah gak percaya , akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada mala yg setiap hari ke bk . ternyata mala mengiyakan pertanyaanku , dan aku masih belum percaya sepenuhnya . akhirnya , besoknya aku menuju bk untuk mengonfirmasi kebenaran berita itu (kaya artis aja) . dan ternyata memang benar , aku bahkan juga diberi no pendaftaranku oleh bu ami , guru bk ku . dan besoknya aku disuruh membayar uang pendaftaran untuk mendapatkan no password . tapi kebahagiaanku ini masih kusimpan sendiri .


juki sensi :(

keajaiban ini masih kusembunyikan dari juki , soulmate sampai matiku (lebai) . hal ini disebabkan karena kejengkelan si juki pada pemberian peringkat di kelasku yg menurutnya tidak adil (menurutku juga sih) . lah peringkat yg tidak adil inilah yg menyebabkannya tidak bisa mengikuti snmptn undangan . dia selalu benci ketika ada orang yg menyinggung perihal snmptn undangan (ini adalah salah satu alasanku tidak pernah ke bk) . awalya sih aku biasa aja , karena memang aku kira aku gak bisa ikut undangan ini . tapi setelah aku dapet keajaiban yg kuceritakan tadi , aku malah bingung .

sumpah , beneran bingung deh aku . yg aku pikirkan cuma satu : gimana cara ngomongnya ke juki . orang kalo dia denger ada yg mbahas snmptn undangan , mukanya itu loh langsung berubah serem . akhirnya aku simpen aja , sampai waktu yg mencairkan hatinya yg sebenernya baik (juki jangan pd yaa aku bilang gini) .


juki terima , aku patah hati :((

aku masih inget banget waktu itu . waktu aku lagi down2 nya gara2 dikasih tahu temenku kalo nilai minimalnya farmasi ub itu 80 . haduh masa sih aku harus ditolak lagi (aku menganggap tolakan pertama itu pada angka peluang masuk yg sangat bagus yg kuhitung bareng juki , rumusnya adalah siswa yg dibutuhkan/peminat tahun lalu) . besoknya di sekolah aku gak bersemangat sama sekali , sampai tiba2 si juki itu nanya gini , "kamu jadi milih mana aja ?" yah dia emang udah tahu kalo aku ikut undangan , secara nih yaa dia kan temen sebangkuku , jadi gimanapun aku nyembunyiinnya pasti dia tahu juga . aku coba njawab biasa "tetep ub" . aku ingin tahu ekspresinya . "trus kenapa lemes gitu ?" tanyanya lagi . waw aku seneng , sumpah deh . langsung aja aku ceritain kalo nilai min nya naik jadi 80 dan bla bla bla . dan inilah tanggapannya "coba dulu ae loh , km kann masih belum tahu pasti sih ." jukiku kembali :))

pulang sekolah langsung ndaftar di website ub (ini salah satu peraturan ub . anak2 yg milih ub di snmptn undangan , selain ndaftar di website snmptn undangan juga harus ndaftar di website nya ub) . setelah aku bersusah payah masuk dan mengisi formulir pendaftaran secara online (tahap 1) , dan memasukkan nilai2 rapotku serta tinggal klik daftar (tahap 2) , ternyata aku dapat kejutan lagi , tulisannya gini "maaf nilai anda tidak mencukupi untuk memilih prodi farmasi , silahkan pilih prodi yg lain" .

pilihan final ?

setelah ditampar dg kata2 tadi , please jangan suruh aku buat nulis kalimat itu lagi :( . langsung aku sms juki , dan dari balasan2 sms nya aku mendapatkan pencerahan yg bagus . akhirnya saat itu juga kututup tab website ub dan membuka website snmptn untuk mengganti pilihanku . ini dia pilihan finalku .


please jangan tanya UNSOED itu dimana , aku sudah capek jawabnya :) . sekarang aku gak lagi menginginkan suatu universitas secara berlebihan , karena jika aku gak bisa meraihnya aku bakal kecewa . sekarang harapanku cuma satu diterima di fakultas atau prodi FARMASI , dimanapun asal negeri . terima kasih Allah telah menyadarkanku , aku percaya Kau lebih tahu aku , melebihi aku sendiri dan Kau pasti akan memberiku yg terbaik :)) .

Rabu, 02 Februari 2011

Cermin Diri

Siapa gadis dalam cermin itu

Dia jelek sekali

Ketulusan yang palsu

Terpancar jelas dari kedua matanya

Kesetiaan yang keruh

Tergambar jelas dari senyumnya

Dia selalu bercita-cita besar

Tapi tak pernah sekalipun

Dia berperang melawan waktu

Untuk kemudian bisa menggenggam cita-citanya

Dia selalu memimpikan hal-hal yang mustahil

Dia seperti lupa akan siapa dirinya

Yang penuh kekurangan dan kepura-puraan

Dia sungguh tak punya malu

Seperti pungguk merindukan bulan

Selasa, 14 Desember 2010

Cerpen Absurd (Putri Boker dan Pangeran Batu Keabadian)

cerpen di bawah ini adalah cerpen absurd buatanku . judulnya putri boker dan pangeran batu keabadian . ide ceritanya dari sahabat absurdku , winny . thanks to winny yang sudah rela mentranspose ide absurdnya ke aku :DD . sebelumnya saya minta maaf kalo bahasanya gak karuan dan banyak noraknya , maklum bukan penulis sungguhan . silahkan dibaca , semoga menghibur (untung2an dah kalo terhibur , kalo ga saya gak kaget kok).

Can't read my,
Can't read my
No he can't read my boker face
(she's got me like nobody)
Can't read my
Can't read my
No he can't read my boker face
(she's got me like nobody)

Terdengar lagu Lady Kemayu yang berjudul boker face mengalun pelan diiringi gending jawa dibawah sana, itu berarti acara ramah tamah telah selesai. Dan kini , acara membosankan itu telah berganti menjadi acara bebas, atau dalam bahasa anak muda jaman sekarang adalah party time. Tetapi acara bebas itu masih terasa membosankan bagi Pramodharwardhani Jaya Kusuma Putri Sari Maha Dewi. Modhar ( nama panggilan Pramodharwardhani Jaya Kusuma Putri Sari Maha Dewi ) tetap duduk di pinggir jendela kamarnya yang besarnya hampir menyamai tinggi badannya.

”Seharusnya hari ini menjadi hari yang paling membahagiakan seumur hidupku” , katanya dalam hati.

Memang , hari Modhar sedang berulang tahun yang ke 17 tahun. Dan biasanya anak muda yang berulang tahun apalagi ulang tahun yang ke 17 tahun, akan bahagia dan mengadakan pesta ulang tahun dengan mengundang semua temannya ( kalau perlu teman satu sekolah di undang juga ).
Tapi lain ceritanya dengan Modhar, di hari ulang tahunnya Modhar memang menggelar pesta, tapi pesta itu bukan pesta ulang tahun biasa. Malahan, pesta ulang tahun itu lebih pantas disebut dengan pesta perjodohan daripada pesta ulang tahun. Pa’e Modhar, Raja PrahidupWardhana Jayakarsa Bangun Kusumo Maha Dewa sebagai panitia penyelenggara pesta, telah mengonsep pesta ulang tahun sekaligus pesta perjodohan itu sejak Modhar masih dalam kandungan. Setidaknya itu yang didengar Modhar ketika dia tidak sengaja mendengar percakapan antara ayahnya dengan ibunya, sekitar tiga bulan yang lalu.

”pokoknya acara ini harus terlaksana, bagamanapun caranya, dan apapun halangannya. Ini demi kebaikan Modhar juga to Bu’e.” jelas Pa’e.

”tapi Pa’e, Modhar pernah cerita sama Bu’e, kalau setelah lulus sekolah dia mau lanjut ke Perguruan Tinggi. Lah kalau dia nikah, trus gimana sama cita-citanya. Itu loh Pa’e, jadi sarjana perikanan.” sahut Bu’e.

”opo, sarjana perikanan ??? kerjaan macam opo itu. Nggak, Pa’e nggak setuju. Lagian, semua keturunan kita, apalagi wadon itu harus menikah dan maksimal batas waktunya 17 tahun toh. Kalau nggak begitu nanti bisa jadi aib. Apa Bu’e lupa sama aturan prikitiewler - prikitiewler itu ???” jawab Pa’e dengan nada marah.

”iya Pa’e, Bu’e inget aturan prikitiewler - prikitiewler itu. Tapi, apa nggak seharusnya kita melepaskan Modhar dulu sebelum dia menikah. Toh setelah menikah Modhar pasi balik ke kahyangan kan. Inget loh Pa’e, jaman sekarang itu sudah gak sama lagi kaya jaman kita dulu. Jaman sekarang itu banyak kok anak wadon yang menikah dan umurnya lebih dari 17 tahun.

”Bu’e, kita ini golongan massawan, jadi mau kita hidup di jaman milenium kek, jaman transmilenium kek, jaman apapun ya harus tetep nurut sama aturan prikitiewler. Pokoknya pesta itu harus dilaksanakan dan Modhar harus menikah secepatnya titik.”

”ayo turun nak, acara ramah tamah kan sudah selesai. Pa’e sudah baik loh membebaskan kamu supaya tidak mengikuti acara itu. Padahal acara itu justru yang penting.” ucap Bu’e membuyarkan lamunan Modhar.

”Jangan sedih terus to nduk, Ini kan hari ulang tahunmu. Seenggaknya kamu senyum buat dirimu sendiri, untuk hari saja.” tambahnya.

”iya Bu’e, Modhar turun.” ucap Modhar sambil tersenyum.

***

Modhar hanya mondar - mandir dari tadi. Dia hanya menyalami orang-orang yang dikenalnya saja, sambil mengulas senyum simpul yang terkesan dipaksakan. Dia malas menyalami anak-anak muda massawan yang kata Pa’e nya ’sopan dan berwibawa’ itu. Bagi Modhar, anak-anak muda massawan itu sama saja seperti anak muda berandalan yang tidak mengerti peraturan.
Modhar berkesimpulan seperti itu bukan karena dia marah ataupun tidak menghendaki perjodohan ini, tetapi anak-anak muda massawan itu sikapnya memang seperti berandalan. Luarnya saja yang terlihat sopan , bijaksana, rapi, dan teratur, tapi sikapnya berbanding 180 derajat.

Setelah capek berkeliling dan otot wajah disekitar bibirnya juga capek berkontraksi, Modhar berjalan menuju tempat minuman untuk mengambil segelas pine ( bukan spesies pinus , tetapi sejenis minuman mirip wine kalau di daratan ).
”hhmm, segarnya pine ini. Seandainya pine ini sudah ditaburi racun yang bisa langsung membuat peminumnya mati seketika , pasti pine ini terasa lebih segar.” katanya dalam hati.
Terlintas lagi niat untuk bunuh diri dalam pikirannya. Akhir-akhir ini memang Modhar sering sekali memikirkan hal itu. Tetapi ketika dia ingat Bu’e nya, pikiran itu tiba-tiba hilang. Bu’e memang segalanya buat Modhar. Dari kecil hingga berusia 17 tahun, Modhar hanya dekat dengan Bu’e nya dan dayangnya, mbak Srintil.

Modhar ingat dulu, sewaktu Modhar masih berumur 5 tahun , Modhar merengek kepada Pa’e nya untuk dibelikan dan diajari naik sepeda pancal roda empat karena pada saat itu sepeda pancal roda empat sedang booming-boomingnya. Tapi Pa’e nya malah menolak dan berkata
”kamu gak perlu belajar-belajar naik sepeda kaya gitu. Orang kamu kalau berangkat sekolah kan diantar jemput naik jerapah, beda dengan mereka. Mereka harus belajar sepeda karena mereka nggak mampu membeli jerapah untuk mengantar anaknya ke sekolah.”
Kemudian bagai malaikat yang terbang dari darat ( karena ini di kahyangan ) Mbak Srintil mengajari Modhar bersepeda menggunakan sepeda keponakannya, tentu saja tanpa sepengetahuan Pa’e Modhar. Karena kalau sampai ketahuan, Mbak Srintil bisa-bisa yang modar karena Modhar.

Tidak terasa, karena asik bernostalgia mengingat masa kecilnya, Modhar telah menghabiskan satu galon pine dalam sekejap. Tak ayal lagi HIV nya ( Hasrat Ingin Vivis ) menggedor-nggedor pusat syaraf pertahanan Modhar. Hal itu menandakan bahwa dia ( HIV Modhar ) ingin segera dimuntahkan.

Modhar baru berjalan beberapa langkah dari meja tempat minuman , HIV nya kini bertambah stadium menjadi awas dan AIBS ( Aku Ingin Boker Saja ). Tanpa berpikir lagi, Modhar langsung ambil langkah sejuta menuju kamar mandi yang jauhnya masih satu kilometer lagi.
Setelah lama berlari, akhrinya Modhar melihat papan nama besar yang bertuliskan KAMAR MANDI tepat berada sekitar satu meter didepannya. Reflek tak sadarnya segera memerintahkan ke kakinya untuk menendang pintu bertuliskan KAMAR MANDI yang kini ada di depannya persis.

Tapi ada sesuatu yang janggal, ketika Modhar menendang pintu kamar mandi, terdengar suara benturan keras, tapi tidak diikuti dengan jeritan seseorang. Dengan segera, Modhar melongok ke dalam kamar mandi, ternyata ada orang didalam. Seorang pemuda yang umurnya sekitar dua tahun di atas Modhar. Pemuda itu seperti kesakitan, mungkin terkena pintu yang ditendang oleh Modhar, tetapi dia sama sekali tidak mengaduh atau mengeluh.
Dan ketika pemuda itu sadar bahwa dari tadi dia diperhatikan oleh Modhar, pemuda itu langsung mendongak menatap Modhar dengan tatapan yang sulit didefinisikan oleh Modhar, kemudian mengambil benda mirip batu yang berada didepannya yang sempat terinjak oleh Modhar. Lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kamar mandi. Sesaat setelah pemuda tadi meninggalkan Modhar, Modhar hanya diam.

”hebat, dia membuat HIV tingkat awas dan AIBS ku hilang seketika.” ujar Modhar kepada dirinya sendiri.

”siapa pemuda itu sebenarnya, dari mana asalnya. Oh Dewa , apakah ini yang namanya cinta pada pandangan pertama.” tanyanya pada dirinya sendiri.

***

Sejak hari itu, kehidupan Modhar yang biasanya suram jadi lebih berwarna. Modhar jadi sering bermimpi tentang pemuda yang ditemuinya di kamar mandi saat pesta seminggu yang lalu. Modhar juga sekarang jadi suka bersenandung kecil dan bercermin. Tapi kebahagiaan itu terhenti, sejak Mbak Srintil memberi kabar bahwa Modhar akan segera dijodohkan oleh Pa’e nya dengan Putra Mahkota Kerajaan tetangga, Kerajaan Melumah.

Hal ini dilakukan oleh Pa’e karena sejak pesta ulang tahun berakhir, Modhar tidak juga memberi tahu pada Pa’e pemuda mana yang disukainya. Akhirnya dengan sengaja Pa’e menjodohkan Modhar dengan Salahhudin Jayawardhana, Putra Mahkota Kerajaan tetangga itu. Pa’e memilih Salah ( panggilan Salahhudin Jayawardhana ) sebagai calon menantu karena Kerajaan yang dimiliki oleh Pa’e Salah sangat besar kekuasaannya. Jadi, jika Modhar menikah dengan Salah maka kekuasaan Kerajaan Mengkurep miliknya akan bertambah besar.

Pa’e selalu saja memaksakan kehendaknya, beliau memilih sendiri tanggal pelaksanaan acara pertemuan Kerajaan tanpa persetujuan dari Modhar. Besok adalah harinya. Mbak Srintil yang mengetahui perihal itu segera memberitahu Modhar.

”Ning Modhar, saya baru saja mengetahui bahwa Tuan Raja mengadakan acara pertemuan dengan Kerajaan Melumah itu besok pagi Ning.” ucap Mbak Srintil tergesa-gesa.

”apa, besok pagi. Pa’e bahkan gak memanggilku untuk memberitahu tentang acara konyol buatannya itu. Sepertinya dia anggap aku ini barang yang bisa seenaknya ditukar dengan kekuasaan.” ucap Modhar dengan menangis bercampur emosi.

”terima kasih atas segala informasinya Mbak Srintil. Aku gak tahu gimana keadaanku kalau gak ada Mbak.” lanjutnya.

”Ning Modhar jangan ngomong gitu. Itu kan sudah jadi kewajiban Mbak buat menjaga Ning Modhar.” jawab Mbak Srintil sambil tersenyum.

”aku nggak suka gini terus Mbak. Aku harus segera pergi dari kerajaan neraka ini.” ucap Modhar lagi.

”Ning, Ning jangan mengambil keputusan saat sedang emosi. Nanti Ning menyesal loh.” bujuk Mbak Srintil.

“keputusanku sudah bulat Mbak. Aku nggak mau terus-terusan jadi bonekanya Pa’e yang selalu nurut setiap diperintah. Aku juga mau mencari pemuda yang kutemui waktu itu. Aku mendapat informasi dari Mahabutih yang aku suruh, bahwa pemuda itu berasal dari lautan. Lautan Mbak Srintil, sama seperti tempat cita-citaku.” bantah Modhar.

”oke Mbak Srintil setuju kalau Ning Modhar pergi dari sini. Asalkan Ning Modhar harus ijin dulu sama Nyai Ratu, kasian Nyai Ratu Ning, Beliau selalu membela Ning Modhar saat Raja bertindak seenaknya. Dan satu lagi, Ning Modhar harus mengijinkan Mbak Srintil untuk ikut pergi bersama Ning Modhar. Mbak Srintil nggak bisa mbayangin gimana jadinya Ning Modhar pergi ke perantauan tanpa satupun orang yang dikenal. Gimana setuju nggak Ning ?” tantang Mbak Srintil.

”iya Mbak, Modhar setuju. Nanti siang Modhar akan menghadap Bu’e. Dan Modhar harap Mbak Srintil bisa mempersiapkan segala kebutuhan kita untuk kepergian kali ini.” jawab Modhar dengan tersenyum.

***

Siangnya, Modhar segera menemui Bu’e nya tersayang. Modhar sebenarnya tak ingin meninggalkan Bu’e nya, tapi keadaan dan Pa’e lah yang memaksanya untuk pergi.
”Bu’e, maafkan Modhar jika selama ini Modhar menyusahkan Bu’e. Modhar sudah tidak tahan lagi tinggal di Kerajaan ini Bu’e. Ijinkan Modhar pergi, Modhar ingin mengejar cita-cita Modhar dan juga...cinta” ucap Modhar dalam hati.
Modhar tidak tega memberitahu kepada Bu’e nya perihal kepergiannya menuju lautan. Jika Modhar memberitahu, pasti Bu’e tidak akan setuju. Jadi dengan sangat terpaksa, Modhar tetap berencana pergi ke lautan tetapi tidak memberitahu siapapun kecuali Mbak Srintil yang ikut bersamanya. Modhar lalu berjalan kembali ke kamar untuk mempersiapkan perjalanan panjangnya nanti malam.

***

”Ning Modhar yakin kita pergi sekarang ?” tanya Mbak Srintil untuk yang ketiga kalinya.

”ya ampun Mbak, aku harus jawab apalagi sih biar bisa buat Mbak Srintil yakin. Ini pertanyaan Mbak sudah tiga kali Mbak tanyain ke Modhar. Sekali lagi nanya kaya gitu, Mbak Srintil nggak Modhar bolehin ikut nih.” ancam Modhar.

”maaf Ning, Mbak Srintil bukan bermaksud apa-apa. Mbak Srintil hanya berniat meyakinkan Ning Modhar saja. Soalnya kan ning Modhar nggak pernah pergi meninggalkan kerajaan, apalagi tujuan kita ini nggak tanggung-tanggung jauhnya. Maaf sekali lagi Ning” jawab Mbak Srintil.

”ya Mbak Srintil benar, perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Apalagi tujuanku ke lautan. Tempat apa itu, aku tidak pernah mengetahuinya. Yang aku tahu, lautan itu jauh dan ... luas.” ucap Modhar dalam hati.

”ayo Ning segera naik. Nanti Kucing terbang ini bisa-bisa mengamuk lagi , dan kita jadi ketahuan sama penjaga.” ucap Mbak Srintil mengagetkan.

”sebentar Mbak.” ucap Modhar sambil menoleh melihat kamarnya untuk yang terakhir kalinya. Modhar menangis, dia tidak tahu apakah bisa dia kembali ke kerajaan yang pernah disebutnya neraka ini. Apakah dia bisa kembali bertemu Bu’e nya.

***

Esoknya di Kerajaan Mengkurep.

”Pa’e...Pa’e bangun, Modhar tidak ada di kamarnya. Pa’e cepet bangun.” teriak Bu’e histeris.

”Modhar mungkin sudah bangun Bu’e, mungkin dia lagi jalan-jalan sama Srintil. Gitu aja kok heboh to Bu’e...Bu’e, sampai mbangunin tidur Pa’e yang nyenyak.” jawab Pa’e enteng.

”tapi Pa’e, Bu’e temukan ini di kamar mandi Modhar.” teriak Bu’e lagi, kali ini sambil menangis dan menunjukkan surat kepada Pa’e.

”apa to ini Bu’e? Surat ? isinya apa ?” Tanya Pa’e. Tapi kali ini Pa’e bangun.

”Pa’e baca sendiri saja. Bu’e sudah nggak sanggup membaca surat itu lagi.”

“aduh, gimana ini Bu’e. Pa’e sudah terlanjur janjian sama Kerajaan Melumah untuk mempertemukan Modhar dan Salah hari ini.” ucap Pa’e setelah membaca surat Modhar.

“Pa’e, Ya Dewa. Kemana hati nurani Pa’e sebenernya. Kenapa Pa’e malah memikirkan hal itu. Kemana kita akan cari Modhar itu yang lebih penting untuk kita pikirkan.” jawab Bu’e gemas.

”tapi Bu’e, kalau Modhar nggak ada siapa yang bisa membantu Pa’e memperluas kekuasaan Kerajaan kita yang telah dibangun oleh cucuran keringat kakek moyang kita..” bantah Pa’e.

”berhenti memikirkan kerajaan dan kekuasaan kalau kau masih mencintaiku.” tantang Bu’e geram. Kesabarannya menghadapi Pa’e telah hilang.

”kalau kau setuju, segera ganti bajumu, ikut aku cari cari Modhar.” tambahnya.

”tapi...” jawab Pa’e bingung.

”kalau begitu aku akan cari Modhar sendiri.” potong Bu’e sambil membanting pintu kamar.

***

Setelah melewati perjalanan panjang selama hampir seminggu, akhirnya Modhar dan Mbak Srintil sampai di lautan tempat pemuda itu tinggal. Tapi rumah yang disewa Mbak Srintil sungguh sangat berbeda 180 derajat dengan istana Modhar di kahyangan. Dan Mbak Srintil juga telah menjelaskan pada Modhar bahwa kehidupannya di lautan ini mungkin tidak akan sama lagi dengan kehidupan lama Modhar di kahyangan.
Mbak Srintil menjelaskan lagi bahwa Modhar bisa langsung mengikuti perkuliahan minggu depan. Modhar sampai bingung, dari mana Mbak Srintil mendapatkan semua fasilitas yang didapatkannya begitu cepat. Tapi itu semua tidak penting bagi Modhar, yang terpenting baginya adalah bisa kuliah dan bertemu dengan pemuda impiannya itu.

***

Seminggu kemudian.

”hei bro lihat itu, disana ada cewek cantik tuh sendirian lagi. Kayak nya dia mahasiswi baru deh.” kata Gany bengkak yang terkenal paling playboy diantara kedua temannya, Koray monyong dan Zaenal loreng.

”wah Gan, kamu selalu saja cepat tanggap kalau ada yang bling-bling kayak gitu. Tunggu apa lagi, ayo kita kesana.” tambah Koray monyong.

”satu...dua...tiga...” Zaenal loreng memberi aba-aba.

Tak lama…

“hai gadis…” sapa Gany bengkak dengan nada puisi.

”dis...dis...dis...” tambah Koray monyong dan Zaenal loreng.

“sendiri saja kah dikau. Bolehkah kami bertiga yang tak memiliki apa-apa ini menemani dikau yang seorang diri...” goda Gany bengkak lagi.

”ri...ri...ri...” tambah Koray monyong dan Zaenal loreng lagi.

Modhar tertawa terbahak beberapa saat. Bagaimana tidak, penampilan tiga pemuda yang ada didepannya itu sangat konyol. Pertama, pemuda yang bersolo puisi, seperti leadernya. Wujudnya gajah laut gendut besar dengan belalai pendek, dan ekspresinya saat berpuisi itu menjadi salah satu alasan Modhar untuk tertawa terbahak. Sangat absurd, seperti menahan HIV tingkat awas sekaligus AIBS.

Pemuda kedua dan ketiga ekspresinya hampir sama dengan pemuda gajah laut pertama, tetapi wujud mereka tidak sama. Pemuda kedua berwujud kera laut , dengan bibir monyong tak terkira. Kemudian pemuda ketiga berwujud Zebra laut berloreng hitam dan merah. Terlihat sangat garang, tetapi begitu dia bicara garangnya seketika hilang terseret gerakan kemayu yang mungkin telah menjadi ciri khasnya.

”hei gadis, kau lebih terlihat cantik saat kau tertawa.”

”wa...wa...wa...”

”bolehkah kita duduk ?” tanya gany bengkak. Kini dengan nada bicara biasa, bukan nada puisi.

”boleh, silahkan duduk.” jawab Modhar sambil tersenyum.

”perkenalkan, Gany bengkak. Gajah laut paling bengkak dan tampan se lautan. Dan ini temanku, Koray monyong dan Zaenal loreng.” kata gany setelah duduk satu meja dengan Modhar.

”Modhar, mahasisiwi baru dari lautan tetangga.” balas Modhar sambil menyalami mereka semua.

Koray terdiam. Dia seperti pernah melihat cincin yang dikenakan
Modhar, tapi dia lupa dimana. Akhirnya dia mengundurkan diri terlebih dahulu untuk melihat tentang cincin itu. Karena biasanya Koray moyong menyimpan memori-memori yang penting di laptopnya, tujuannya adalah agar dia bisa membukanya sewaktu-waktu disaat dia lupa tentunya.

”eh bro, aku balik dulu ya. Aku baru inget, kalau sekarang aku ada kuliah gigi taring.” kata Koray monyong beralasan.

”oh oke oke, kuliah yang rajin kamu ya nak biar pinter.” jawab Gany bengkak bernada ibu-ibu.

”oke bro, tapi nanti aku langsung pulang ya.” tambah Zaenal loreng.

“iya mbah buyut.” Jawab Koray monyong pada Gany bengkak.

“oke bro, nanti aku nebeng temenku yang lain aja.”jawab Koray monyong pada Zaenal loreng.

***

Koray monyong akhirnya tahu, dia pernah melihat cincin yang dipakai Modhar itu dimana. Seminggu yang lalu, Koray monyong beserta Gany bengkak dan Zaenal loreng berlibur ke negeri kahyangan karena Gany bengkak memenangkan undian lotre.

Lalu pada saat mereka bertiga mengunjungi Kerajaan Mengkurep, mereka bertiga langsung disambut oleh pidato Raja dari Kerajaan Mengkurep itu. Isi pidatonya adalah memberitahukan kepada seluruh rakyatnya agar membantu menemukan putrinya yang hilang. Hadiahnya tidak tanggung-tanggung, seperempat dari seluruh emas yang dimiliki oleh kerajaan itu akan diberikan kepada orang yang berhasil menemukan putri raja.

Salah satu ciri-ciri dari putri Kerajaan Mengkurep adalah memakai cincin yang dipakai oleh mahasisiwi baru yang tadi ditemuinya. Dengan segera Koray monyong pulang ke kos-kosan tempat dia, Gany bengkak dan Zaenal loreng tinggal. Dia ingin segera memberitahukan kepada temannya tentang hal ini.

***

”hei, kalian ingat ini ?” tanya Koray monyong pada Gany bengkak dan Zaenal loreng sambil menunjukkan foto cincin sang putri.

”hah, cincin siapa itu? Cantik banget, aku mau deh kalau dibeli’in cincin model gitu.” jawab Zaenal loreng dengan nada kemayunya.

”aduh, bukan itu yang aku maksud. Kalian ingat perjalanan kita ke negeri kahyangan sekitar seminggu yang lalu ?” tanya Koray monyong lagi sambil menjukkan foto liburan mereka.

”wah kalau itu aku inget banget. Nggak usah ditanya lagi.” jawab Gany bengkak penuh semangat.

”oke, kalau begitu kalian inget nggak waktu kita berkunjung di salah satu kerajaan di kahyangan. Trus waktu itu raja kerajaan itu lagi ngasi pengumuman tentang anaknya yang hilang ?” tanya Koray Monyong lagi.

”iya aku juga ingat itu. Apalagi pas bagian raja itu nunjukkin seberapa banyak emas yang bakal diserahin ke orang yang berhasil nemuin anaknya. Banyak banget, sampai silau mataku waktu itu.” jawab Gany bengkak bersemangat.

”yah, itu dia maksudku. Apa kalian nggak ingin punya emas segitu banyak ?”

”ya tentu saja kami pengen. Aku bisa buat cincin cantik tadi sebanyak-banyaknya. Tapi nggak mungkin banget kan ?” balas Zaenal loreng.

”nggak ada sesuatu yang nggak mungkin didunia ini.” timpal Koray monyong.

”maksudmu ?” tanya Gany bengkak dan Zaenal loreng bersamaan.

Akhirnya Koray monyong memberitahukan kepada Gany bengkak dan Zaenal loreng tentang perkiraannya, mahasisiwi baru itu bisa jadi putri Kerajaan Mengkurep yang hilang. Koray monyong mengungkapkan seluruh argumennya tentang berbagai kesamaan antara putri raja dan mahasisiwi baru, mulai dari cincin yang dipakainya, namanya, postur tubuhnya, dan informasi penting lainnya.

***

Esoknya di kampus Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng pergi mencari Modhar. Mereka bertiga ingin segera menanyakan perihal kesamaannya dengan putri raja Kerajaan Mengkurep. Setelah berhasil menemui Modhar, mereka langsung bertanya ’to the point’.

“sebutkan tentang asal-usulmu secara jelas.” pinta Gany bengkak dengan beringas.

”kenapa harus begitu? Aku tidak mau.” tolak Modhar.

”maaf dik, kami ini bertanya seperti ini bukan tanpa alasan. Kami bertiga ini crew dari majalah kampus. Kami ditugaskan mencari data tentang mahasiswa baru.” Koray monyong mulai beralasan lagi.

”oh begitu. Ya sudah kalau alasannya seperti itu.” jawab Modhar.

Modhar lalu menyebutkan informasi yang tidak jelas dan tentang keluarganya, Modhar hanya berkata orang tuanya sudah meninggal dunia. Karena gemas dengan sikap Modhar, Zaenal loreng yang dari tadi hanya berdiri sambil pura-pura mencatat perkataan Modhar langsung membuka laptop Koray monyong.

Dia menunjukkan foto Kerajaan tempatnya dilahirkan dan dibesarkan. Zaenal loreng juga menunjukkan foto Pa’e dan Bu’e nya kepada Modhar. Seketika itu juga Modhar menangis. Dia merindukan kerajaan nerakanya. Dia merindukan Bu’e. Bahkan dia juga merindukan Pa’e.

”maaf bukan bermaksud apa-apa. Jadi benar kamu putri dari Kerajaan Mengkurep ?” tanya Koray monyong sopan.

”ya benar.” jawab Modhar akhirnya mengaku.

”kenapa kamu bisa sampai disini ?” tanya Koray monyong lagi.
Modhar akhirnya menceritakan semuanya kepada Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng. Semuanya tanpa dikurangi ataupun ditambah-tambahi.

”sebaiknya kamu pulang kembali ke kerajaanmu, atau paling tidak kamu beri kabar lah pada Pae dan Bu’e mu itu. Kasian mereka.”ucap Koray monyong setelah mendengarkan cerita Modhar.

”aku tahu, kamu ngomong seperti itu bukan karena khawatir sama aku kan, tapi karena emas yang diiming-imingkan sama Pa’e. Ya kan ?” tantang Modhar.

”hei kami belum bicara tentang emas bukan ?” jawab Gany bengkak dengan polosnya.

”licik, kalian semua. Aku menyesal menceritakan ini.” ucap Modhar penuh kemarahan.

”hei tunggu, tunggu...” teriak Koray monyong.

”kami memang mengajurkan kamu pulang supaya kami juga segera mendapatkan emas itu. Tapi kami bukan orang yang licik seperti yag kamu bilang. Kami janji akan bantu kamu mencari pemuda itu, asalkan kau juga janji kau akan pulang setelah bertemu dengan pemuda itu.” tantang Koray monyong.

”oke aku setuju. Terima kasih dan...maaf.” ucap Modhar ragu-ragu.

***

Sebelum Modhar dan tiga sekawan (Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng) mengadakan pencarian pemuda yang waktu itu ditemui Modhar di pestanya, mereka berempat terlebih dahulu menggelar rapat tentang pembagian tugas.

Gany bengkak, yang hobi mengoleksi kuge ( kucing gede ) bertugas menyiapkan segala hal yang berhubungan tentang transportasi. Koray monyong yang ter’hitech’ diantara mereka semua, bertugas melacak keberadaan pemuda target utama menggunakan teknologi canggih. Zaenal loreng yang paling aktif di kampus diantara mereka semua, bertugas mengurus perizinan mereka selama meninggalkan pelajaran di kampus. Dan Modhar sendiri bertugas menyiapkan perbekalan berupa makanan.

Hari pencarian pun tiba. Petualangan mereka dimulai. Mereka berlima ( ditambah Mbak Srintil ) akhirnya berangkat mencari pemuda pujaan Modhar.

”ayo Modhar, cepat naik. Kita hanya punya waktu seminggu untuk mencari pemuda itu.” ajak Gany bengkak.

”iya Gan, aku ngerti. Ayo cepat Mbak Srintil.” jawab Modhar.

”iya Ning Modhar.”

”hai Modhar. Apa kabar ? Sudah siap untuk perjalanan hari ini ?” sapa Koray monyong.

”baik. Iya, aku sangat siap.” jawab Modhar sambil tersenyum.

”aku sudah menemukan keberadaan pemuda itu. Dari ciri-ciri yang kamu ceritakan kemarin, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa pemuda yang kamu maksud adalah Syailendro Jaya Kawat Nyangsang. Kerajaannya terletak sekitar 50 km dari daerah ini. Kita diperkirakan sampai pada hari ke lima. Bukan begitu kapten Gany ?” jelas Koray monyong.

”wah iya mandor Koray. Bahkan kita juga bisa sampai pada hari ke empat jika tak ada halangan apa-apa di jalan.” jawab Gany bengkak.

”bagus sekali. Terima kasih semuanya. Semoga kita cepat menemukannya.” jawab Modhar.

***

Tidak terasa perjalanan Modhar dan kawan-kawan sudah masuk hari ke empat. Di hari ke empat ini, mereka sudah tiba di pintu masuk Kerajaan Njengking, kediaman Pangeran Syailendro Jaya Kawat Nyangsang.

Tetapi di luar dugaan Koray monyong, sang pelacak, di pintu masuk kerajaan terdapat seekor makhluk hasil persilangan antara ular dan tikus yang besarnya tidak dapat didefinisikan. Makhluk itu terbangun akibat tangisan kuge Gany bengkak, dan parahnya makhluk itu bersiap untuk menelan kuge sekaligus lima orang yang ada di dalamnya dalam sekali telan.

”wah ini semua gara-gara kamu bawa kuge yang ngambekan sih Gan. Kalau kamu nggak bawa kugemu yang ini pasti makhluk itu nggak akan bangun.” marah Zaenal loreng.

”kok gara-gara aku sih. Kalau nggak ada aku kalian semua nggak akan bisa sampai sini sekarang.” bela Gany bengkak.

”sudahlah, kalian semua nggak usah saling menyalahkan. Kita dalam kondisi darurat sekarang. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita bisa kabur dari makhluk besar yang sekarang sudah semakin dekat itu.” lerai Modhar.

”kita nggak bisa kabur dari makhluk itu. Dari analisaku kecepatan makhluk itu hampir menyamai kecepatan cahaya.” kata Koray monyong tiba-tiba.
Makhluk besar itu sudah membuka lebar mulutnya yang seperti goa. Lalu dalam sekejap semua menjadi gelap.

***

”aku ada dimana...”

”akhirnya kamu sadar. Tenang saja kamu aman disini. Ini rumahku.”

”kamu..”

”sstt..jangan banyak gerak dulu.”

”kenapa aku belum mati. Lalu kemana temanku yang lain ?”

”ceritanya panjang. Semua temanmu aman. Sebaiknya kamu istirahat dulu saja.”
Modhar masih tidak percaya ini. Dia kini berada di rumah Syailendro, Pemuda yang selama ini dicarinya. Modhar segera memejamkan mata lagi. Dia menuruti anjuran Syailendro karena dia ingin segera mendengarkan cerita dari Syailendro.

***

”bagaimana keadaanmu. Sudah lebih baik ?” sapa Syailendro.

”ya. Sebenarnya bagaimana semua ini bisa terjadi ?” tanya Modhar.
Syailendro hanya diam sambil menatap Modhar.

”aku ingin tahu.” desak Modhar.

”kenapa kamu kesini ?” Syailendro balik bertanya.

”apa ?”

”jawab pertanyaanku dulu. Setelah itu aku akan menceritakannya.” jelas Syailendro.

”aku kesini karena aku ingin melanjutkan kuliah, selain itu juga aku mencarimu. Aku ingin bertemu denganmu. Aku kabur dari kerajaan. Pa’e menyuruhku menikah dengan pangeran dari kerajaan tetangga untuk memperluas kekuasaan kerajaannya. Aku tidak tahan dengan tingkahnya.” terang Modhar.

”itu tidak pantas dilakukan seorang putri mahkota bukan ?” sindir Syailendro.

”sudahlah. Sekarang ceritakan mengapa aku tidak mati. Padahal waktu itu sudah jelas sekali makhluk besar itu membuka mulutnya. Dan dimana semua temanku ?” tanya Modhar.

”masih ingatkah kamu pada pertemuan kita waktu pertama kali?” Syailendro balik bertanya.

”sudah aku bilang jawab pertanyaanku dulu.” amuk Modhar.

”pertanyaan ini akan menjurus pada jawaban dari pertanyaan yang kamu tanyakan. Kalau kamu nggak mau ya nggak usah aku ceritakan.” jawab Syailendro tenang.

”oke. Aku ingat. Waktu itu kita bertemu di kamar mandi. Dan kamu kena pintu yang aku tendang. Aku masih ingat betul.” jawab Modhar.

”apakah kamu ingat ini ?” tanya Syailendro sambil menunjukkan sebuah batu berwarna hijau.

”sepertinya aku pernah melihatnya. Oh iya , itu batu yang nggak sengaja aku injak kan.”

”ya , ternyata kamu masih ingat. Ini bukan batu biasa. Ini batu keabadian. Dulu, sewaktu aku dengar kerajaanmu mengadakan pencarian jodoh untukmu aku langsung tertarik. Dan aku membawa batu ini supaya kamu memilihku. Dan ternyata benar, setelah kamu menginjak batu ini, kamu jadi memilih aku dan rela mencariku sampai kesini.”

”lalu darimana kamu mendapatkan batu ini ?”

”aku mendapatkan batu ini dari makhluk besar itu. Batu ini adalah mata dari makhluk besar kemarin yang akan memakanmu. Aku berhasil mengalahkannya. Karena itu makhluk besar itu kini menuruti semua perintahku, barong namanya.”

”oh jadi karena batu ini adalah bagian dari makhluk besar itu jadi aku tidak mati. Lalu apakah teman-temanku...”

”mereka tidak mati barong tidak sampai menelannya. Tapi keadaan mereka parah. Mungkin butuh waktu satu bulan untuk memulihkan keadaannya,”potong Syailendro.

”apakah kamu ingin melihat mereka ?” tanya Syailendro.

”bolehkah ?”

”tentu saja.”

***

Satu bulan kemudian Gany bengkak, Koray monyong, Zaenal loreng, dan Mbak Srintil pulih. Seminggu kemudian Modhar dan kawan-kawannya ditemani dengan Syailendro kembali ke tempat tinggal awal Modhar, di dekat kampusnya. Setelah mengurus masalah perizinan lagi ( karena melebihi batas waktu ) , mereka berenam mengantarkan Modhar pulang ke kahyangan.
Mereka hanya butuh waktu satu menit saja untuk sampai di kahyangan , karena mereka menumpangi barong, bukan kuge Gany bengkak yang suka ngambek.

Setelah meminta maaf pada orang tuanya, Modhar meminta izin kembali ke lautan untuk melanjutkan kuliah. Selain itu Modhar juga meminta Pa’enya untuk menyetujui hubungannya dengan Syailendro. Modhar berjanji setelah lulus kuliah dia akan kembali ke kahyangan kemudian segera menikah dengan Syailendro. Kedua orang tua Modhar akhirnya menyetujui.
Modhar lalu memberitahu Pa’enya tentang Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng yang selama Modhar tinggal di lautan, merekalah yang membantu Modhar. Kemudian tanpa ragu-ragu Pa’enya memberikan seperempat bagian, emas miliknya kepada mereka bertiga beserta Mbak Srintil , tidak lupa dengan mengucapkan terima kasih karena telah membantu Modhar.

Akhirnya mereka semua mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bu’e Modhar mendapatkan kembali sifat Pa’e Modhar yang dulu baik ( karena sejak Modhar menghilang sikap Pa’e Modhar berangsur-angsur baik ). Gany bengkak, Koray monyong, Zaenal loreng mendapatkan emas dari Pa’e Modhar. Dan Modhar akhirnya mendapatkan izin kuliah, bertemu dengan Syailendro, dan diizinkan untuk menikah dengannya.

***

”apa alasan kamu mencintaiku selain karena khasiat batu itu?” tanya Syailendro.

”karena kamu bisa menghilangkan HIV tingkat awas dan AIBS ku dalam sekejap mata.” jawab Modhar sambil memejamkan mata.

TAMAT :))
 

(c)2009 My Little World.... Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger