Selasa, 14 Desember 2010

Untukmu, yang Belum Aku Temukan



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…



Entah angin apa yang membuai hari ini , membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya.

Kehadiran sseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata hanya buatmu , itulah hati dan cintaku. Ibu telah mendidikku sejak kecil agar menjaga mahkota diriku , karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti.

Kata ibu , tanggung jawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggung jawab itu dari mereka.

Jadi , kau telah wujud dalam diriku sejak dulu.

Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu. Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu , apa lagi memahami mereka.

Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku.

Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu , tetapi lebih baik aku berwaspada karena banyak contoh di depan mata. Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku.

Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki asing karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.

Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.

Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya?

Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?

Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain , aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku , aku juga perlu menjadi perempuan yang baik.

Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja , aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang , setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata hanya untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang akan menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki lain ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak , berbagai macam dalil aku kemukakan , tetapi dia tetap tidak berputus asa.

Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku.
Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ?
Aku beristigfar memohon ampunan-Nya.
Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu.
Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu.
Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu.
Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain , dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf As , juga harta seluas Nabi Sulaiman As , atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Saw, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz , Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku , juga hatimu.
Itu janji Allah.

Akan tetapi , selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah , selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak.
Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi bila akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu , mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah , andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah , kau akan mencintaiku karena-Nya.

Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.
Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

Calon Bidadarimu
Wassalam…

Cerpen Absurd (Putri Boker dan Pangeran Batu Keabadian)

cerpen di bawah ini adalah cerpen absurd buatanku . judulnya putri boker dan pangeran batu keabadian . ide ceritanya dari sahabat absurdku , winny . thanks to winny yang sudah rela mentranspose ide absurdnya ke aku :DD . sebelumnya saya minta maaf kalo bahasanya gak karuan dan banyak noraknya , maklum bukan penulis sungguhan . silahkan dibaca , semoga menghibur (untung2an dah kalo terhibur , kalo ga saya gak kaget kok).

Can't read my,
Can't read my
No he can't read my boker face
(she's got me like nobody)
Can't read my
Can't read my
No he can't read my boker face
(she's got me like nobody)

Terdengar lagu Lady Kemayu yang berjudul boker face mengalun pelan diiringi gending jawa dibawah sana, itu berarti acara ramah tamah telah selesai. Dan kini , acara membosankan itu telah berganti menjadi acara bebas, atau dalam bahasa anak muda jaman sekarang adalah party time. Tetapi acara bebas itu masih terasa membosankan bagi Pramodharwardhani Jaya Kusuma Putri Sari Maha Dewi. Modhar ( nama panggilan Pramodharwardhani Jaya Kusuma Putri Sari Maha Dewi ) tetap duduk di pinggir jendela kamarnya yang besarnya hampir menyamai tinggi badannya.

”Seharusnya hari ini menjadi hari yang paling membahagiakan seumur hidupku” , katanya dalam hati.

Memang , hari Modhar sedang berulang tahun yang ke 17 tahun. Dan biasanya anak muda yang berulang tahun apalagi ulang tahun yang ke 17 tahun, akan bahagia dan mengadakan pesta ulang tahun dengan mengundang semua temannya ( kalau perlu teman satu sekolah di undang juga ).
Tapi lain ceritanya dengan Modhar, di hari ulang tahunnya Modhar memang menggelar pesta, tapi pesta itu bukan pesta ulang tahun biasa. Malahan, pesta ulang tahun itu lebih pantas disebut dengan pesta perjodohan daripada pesta ulang tahun. Pa’e Modhar, Raja PrahidupWardhana Jayakarsa Bangun Kusumo Maha Dewa sebagai panitia penyelenggara pesta, telah mengonsep pesta ulang tahun sekaligus pesta perjodohan itu sejak Modhar masih dalam kandungan. Setidaknya itu yang didengar Modhar ketika dia tidak sengaja mendengar percakapan antara ayahnya dengan ibunya, sekitar tiga bulan yang lalu.

”pokoknya acara ini harus terlaksana, bagamanapun caranya, dan apapun halangannya. Ini demi kebaikan Modhar juga to Bu’e.” jelas Pa’e.

”tapi Pa’e, Modhar pernah cerita sama Bu’e, kalau setelah lulus sekolah dia mau lanjut ke Perguruan Tinggi. Lah kalau dia nikah, trus gimana sama cita-citanya. Itu loh Pa’e, jadi sarjana perikanan.” sahut Bu’e.

”opo, sarjana perikanan ??? kerjaan macam opo itu. Nggak, Pa’e nggak setuju. Lagian, semua keturunan kita, apalagi wadon itu harus menikah dan maksimal batas waktunya 17 tahun toh. Kalau nggak begitu nanti bisa jadi aib. Apa Bu’e lupa sama aturan prikitiewler - prikitiewler itu ???” jawab Pa’e dengan nada marah.

”iya Pa’e, Bu’e inget aturan prikitiewler - prikitiewler itu. Tapi, apa nggak seharusnya kita melepaskan Modhar dulu sebelum dia menikah. Toh setelah menikah Modhar pasi balik ke kahyangan kan. Inget loh Pa’e, jaman sekarang itu sudah gak sama lagi kaya jaman kita dulu. Jaman sekarang itu banyak kok anak wadon yang menikah dan umurnya lebih dari 17 tahun.

”Bu’e, kita ini golongan massawan, jadi mau kita hidup di jaman milenium kek, jaman transmilenium kek, jaman apapun ya harus tetep nurut sama aturan prikitiewler. Pokoknya pesta itu harus dilaksanakan dan Modhar harus menikah secepatnya titik.”

”ayo turun nak, acara ramah tamah kan sudah selesai. Pa’e sudah baik loh membebaskan kamu supaya tidak mengikuti acara itu. Padahal acara itu justru yang penting.” ucap Bu’e membuyarkan lamunan Modhar.

”Jangan sedih terus to nduk, Ini kan hari ulang tahunmu. Seenggaknya kamu senyum buat dirimu sendiri, untuk hari saja.” tambahnya.

”iya Bu’e, Modhar turun.” ucap Modhar sambil tersenyum.

***

Modhar hanya mondar - mandir dari tadi. Dia hanya menyalami orang-orang yang dikenalnya saja, sambil mengulas senyum simpul yang terkesan dipaksakan. Dia malas menyalami anak-anak muda massawan yang kata Pa’e nya ’sopan dan berwibawa’ itu. Bagi Modhar, anak-anak muda massawan itu sama saja seperti anak muda berandalan yang tidak mengerti peraturan.
Modhar berkesimpulan seperti itu bukan karena dia marah ataupun tidak menghendaki perjodohan ini, tetapi anak-anak muda massawan itu sikapnya memang seperti berandalan. Luarnya saja yang terlihat sopan , bijaksana, rapi, dan teratur, tapi sikapnya berbanding 180 derajat.

Setelah capek berkeliling dan otot wajah disekitar bibirnya juga capek berkontraksi, Modhar berjalan menuju tempat minuman untuk mengambil segelas pine ( bukan spesies pinus , tetapi sejenis minuman mirip wine kalau di daratan ).
”hhmm, segarnya pine ini. Seandainya pine ini sudah ditaburi racun yang bisa langsung membuat peminumnya mati seketika , pasti pine ini terasa lebih segar.” katanya dalam hati.
Terlintas lagi niat untuk bunuh diri dalam pikirannya. Akhir-akhir ini memang Modhar sering sekali memikirkan hal itu. Tetapi ketika dia ingat Bu’e nya, pikiran itu tiba-tiba hilang. Bu’e memang segalanya buat Modhar. Dari kecil hingga berusia 17 tahun, Modhar hanya dekat dengan Bu’e nya dan dayangnya, mbak Srintil.

Modhar ingat dulu, sewaktu Modhar masih berumur 5 tahun , Modhar merengek kepada Pa’e nya untuk dibelikan dan diajari naik sepeda pancal roda empat karena pada saat itu sepeda pancal roda empat sedang booming-boomingnya. Tapi Pa’e nya malah menolak dan berkata
”kamu gak perlu belajar-belajar naik sepeda kaya gitu. Orang kamu kalau berangkat sekolah kan diantar jemput naik jerapah, beda dengan mereka. Mereka harus belajar sepeda karena mereka nggak mampu membeli jerapah untuk mengantar anaknya ke sekolah.”
Kemudian bagai malaikat yang terbang dari darat ( karena ini di kahyangan ) Mbak Srintil mengajari Modhar bersepeda menggunakan sepeda keponakannya, tentu saja tanpa sepengetahuan Pa’e Modhar. Karena kalau sampai ketahuan, Mbak Srintil bisa-bisa yang modar karena Modhar.

Tidak terasa, karena asik bernostalgia mengingat masa kecilnya, Modhar telah menghabiskan satu galon pine dalam sekejap. Tak ayal lagi HIV nya ( Hasrat Ingin Vivis ) menggedor-nggedor pusat syaraf pertahanan Modhar. Hal itu menandakan bahwa dia ( HIV Modhar ) ingin segera dimuntahkan.

Modhar baru berjalan beberapa langkah dari meja tempat minuman , HIV nya kini bertambah stadium menjadi awas dan AIBS ( Aku Ingin Boker Saja ). Tanpa berpikir lagi, Modhar langsung ambil langkah sejuta menuju kamar mandi yang jauhnya masih satu kilometer lagi.
Setelah lama berlari, akhrinya Modhar melihat papan nama besar yang bertuliskan KAMAR MANDI tepat berada sekitar satu meter didepannya. Reflek tak sadarnya segera memerintahkan ke kakinya untuk menendang pintu bertuliskan KAMAR MANDI yang kini ada di depannya persis.

Tapi ada sesuatu yang janggal, ketika Modhar menendang pintu kamar mandi, terdengar suara benturan keras, tapi tidak diikuti dengan jeritan seseorang. Dengan segera, Modhar melongok ke dalam kamar mandi, ternyata ada orang didalam. Seorang pemuda yang umurnya sekitar dua tahun di atas Modhar. Pemuda itu seperti kesakitan, mungkin terkena pintu yang ditendang oleh Modhar, tetapi dia sama sekali tidak mengaduh atau mengeluh.
Dan ketika pemuda itu sadar bahwa dari tadi dia diperhatikan oleh Modhar, pemuda itu langsung mendongak menatap Modhar dengan tatapan yang sulit didefinisikan oleh Modhar, kemudian mengambil benda mirip batu yang berada didepannya yang sempat terinjak oleh Modhar. Lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kamar mandi. Sesaat setelah pemuda tadi meninggalkan Modhar, Modhar hanya diam.

”hebat, dia membuat HIV tingkat awas dan AIBS ku hilang seketika.” ujar Modhar kepada dirinya sendiri.

”siapa pemuda itu sebenarnya, dari mana asalnya. Oh Dewa , apakah ini yang namanya cinta pada pandangan pertama.” tanyanya pada dirinya sendiri.

***

Sejak hari itu, kehidupan Modhar yang biasanya suram jadi lebih berwarna. Modhar jadi sering bermimpi tentang pemuda yang ditemuinya di kamar mandi saat pesta seminggu yang lalu. Modhar juga sekarang jadi suka bersenandung kecil dan bercermin. Tapi kebahagiaan itu terhenti, sejak Mbak Srintil memberi kabar bahwa Modhar akan segera dijodohkan oleh Pa’e nya dengan Putra Mahkota Kerajaan tetangga, Kerajaan Melumah.

Hal ini dilakukan oleh Pa’e karena sejak pesta ulang tahun berakhir, Modhar tidak juga memberi tahu pada Pa’e pemuda mana yang disukainya. Akhirnya dengan sengaja Pa’e menjodohkan Modhar dengan Salahhudin Jayawardhana, Putra Mahkota Kerajaan tetangga itu. Pa’e memilih Salah ( panggilan Salahhudin Jayawardhana ) sebagai calon menantu karena Kerajaan yang dimiliki oleh Pa’e Salah sangat besar kekuasaannya. Jadi, jika Modhar menikah dengan Salah maka kekuasaan Kerajaan Mengkurep miliknya akan bertambah besar.

Pa’e selalu saja memaksakan kehendaknya, beliau memilih sendiri tanggal pelaksanaan acara pertemuan Kerajaan tanpa persetujuan dari Modhar. Besok adalah harinya. Mbak Srintil yang mengetahui perihal itu segera memberitahu Modhar.

”Ning Modhar, saya baru saja mengetahui bahwa Tuan Raja mengadakan acara pertemuan dengan Kerajaan Melumah itu besok pagi Ning.” ucap Mbak Srintil tergesa-gesa.

”apa, besok pagi. Pa’e bahkan gak memanggilku untuk memberitahu tentang acara konyol buatannya itu. Sepertinya dia anggap aku ini barang yang bisa seenaknya ditukar dengan kekuasaan.” ucap Modhar dengan menangis bercampur emosi.

”terima kasih atas segala informasinya Mbak Srintil. Aku gak tahu gimana keadaanku kalau gak ada Mbak.” lanjutnya.

”Ning Modhar jangan ngomong gitu. Itu kan sudah jadi kewajiban Mbak buat menjaga Ning Modhar.” jawab Mbak Srintil sambil tersenyum.

”aku nggak suka gini terus Mbak. Aku harus segera pergi dari kerajaan neraka ini.” ucap Modhar lagi.

”Ning, Ning jangan mengambil keputusan saat sedang emosi. Nanti Ning menyesal loh.” bujuk Mbak Srintil.

“keputusanku sudah bulat Mbak. Aku nggak mau terus-terusan jadi bonekanya Pa’e yang selalu nurut setiap diperintah. Aku juga mau mencari pemuda yang kutemui waktu itu. Aku mendapat informasi dari Mahabutih yang aku suruh, bahwa pemuda itu berasal dari lautan. Lautan Mbak Srintil, sama seperti tempat cita-citaku.” bantah Modhar.

”oke Mbak Srintil setuju kalau Ning Modhar pergi dari sini. Asalkan Ning Modhar harus ijin dulu sama Nyai Ratu, kasian Nyai Ratu Ning, Beliau selalu membela Ning Modhar saat Raja bertindak seenaknya. Dan satu lagi, Ning Modhar harus mengijinkan Mbak Srintil untuk ikut pergi bersama Ning Modhar. Mbak Srintil nggak bisa mbayangin gimana jadinya Ning Modhar pergi ke perantauan tanpa satupun orang yang dikenal. Gimana setuju nggak Ning ?” tantang Mbak Srintil.

”iya Mbak, Modhar setuju. Nanti siang Modhar akan menghadap Bu’e. Dan Modhar harap Mbak Srintil bisa mempersiapkan segala kebutuhan kita untuk kepergian kali ini.” jawab Modhar dengan tersenyum.

***

Siangnya, Modhar segera menemui Bu’e nya tersayang. Modhar sebenarnya tak ingin meninggalkan Bu’e nya, tapi keadaan dan Pa’e lah yang memaksanya untuk pergi.
”Bu’e, maafkan Modhar jika selama ini Modhar menyusahkan Bu’e. Modhar sudah tidak tahan lagi tinggal di Kerajaan ini Bu’e. Ijinkan Modhar pergi, Modhar ingin mengejar cita-cita Modhar dan juga...cinta” ucap Modhar dalam hati.
Modhar tidak tega memberitahu kepada Bu’e nya perihal kepergiannya menuju lautan. Jika Modhar memberitahu, pasti Bu’e tidak akan setuju. Jadi dengan sangat terpaksa, Modhar tetap berencana pergi ke lautan tetapi tidak memberitahu siapapun kecuali Mbak Srintil yang ikut bersamanya. Modhar lalu berjalan kembali ke kamar untuk mempersiapkan perjalanan panjangnya nanti malam.

***

”Ning Modhar yakin kita pergi sekarang ?” tanya Mbak Srintil untuk yang ketiga kalinya.

”ya ampun Mbak, aku harus jawab apalagi sih biar bisa buat Mbak Srintil yakin. Ini pertanyaan Mbak sudah tiga kali Mbak tanyain ke Modhar. Sekali lagi nanya kaya gitu, Mbak Srintil nggak Modhar bolehin ikut nih.” ancam Modhar.

”maaf Ning, Mbak Srintil bukan bermaksud apa-apa. Mbak Srintil hanya berniat meyakinkan Ning Modhar saja. Soalnya kan ning Modhar nggak pernah pergi meninggalkan kerajaan, apalagi tujuan kita ini nggak tanggung-tanggung jauhnya. Maaf sekali lagi Ning” jawab Mbak Srintil.

”ya Mbak Srintil benar, perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Apalagi tujuanku ke lautan. Tempat apa itu, aku tidak pernah mengetahuinya. Yang aku tahu, lautan itu jauh dan ... luas.” ucap Modhar dalam hati.

”ayo Ning segera naik. Nanti Kucing terbang ini bisa-bisa mengamuk lagi , dan kita jadi ketahuan sama penjaga.” ucap Mbak Srintil mengagetkan.

”sebentar Mbak.” ucap Modhar sambil menoleh melihat kamarnya untuk yang terakhir kalinya. Modhar menangis, dia tidak tahu apakah bisa dia kembali ke kerajaan yang pernah disebutnya neraka ini. Apakah dia bisa kembali bertemu Bu’e nya.

***

Esoknya di Kerajaan Mengkurep.

”Pa’e...Pa’e bangun, Modhar tidak ada di kamarnya. Pa’e cepet bangun.” teriak Bu’e histeris.

”Modhar mungkin sudah bangun Bu’e, mungkin dia lagi jalan-jalan sama Srintil. Gitu aja kok heboh to Bu’e...Bu’e, sampai mbangunin tidur Pa’e yang nyenyak.” jawab Pa’e enteng.

”tapi Pa’e, Bu’e temukan ini di kamar mandi Modhar.” teriak Bu’e lagi, kali ini sambil menangis dan menunjukkan surat kepada Pa’e.

”apa to ini Bu’e? Surat ? isinya apa ?” Tanya Pa’e. Tapi kali ini Pa’e bangun.

”Pa’e baca sendiri saja. Bu’e sudah nggak sanggup membaca surat itu lagi.”

“aduh, gimana ini Bu’e. Pa’e sudah terlanjur janjian sama Kerajaan Melumah untuk mempertemukan Modhar dan Salah hari ini.” ucap Pa’e setelah membaca surat Modhar.

“Pa’e, Ya Dewa. Kemana hati nurani Pa’e sebenernya. Kenapa Pa’e malah memikirkan hal itu. Kemana kita akan cari Modhar itu yang lebih penting untuk kita pikirkan.” jawab Bu’e gemas.

”tapi Bu’e, kalau Modhar nggak ada siapa yang bisa membantu Pa’e memperluas kekuasaan Kerajaan kita yang telah dibangun oleh cucuran keringat kakek moyang kita..” bantah Pa’e.

”berhenti memikirkan kerajaan dan kekuasaan kalau kau masih mencintaiku.” tantang Bu’e geram. Kesabarannya menghadapi Pa’e telah hilang.

”kalau kau setuju, segera ganti bajumu, ikut aku cari cari Modhar.” tambahnya.

”tapi...” jawab Pa’e bingung.

”kalau begitu aku akan cari Modhar sendiri.” potong Bu’e sambil membanting pintu kamar.

***

Setelah melewati perjalanan panjang selama hampir seminggu, akhirnya Modhar dan Mbak Srintil sampai di lautan tempat pemuda itu tinggal. Tapi rumah yang disewa Mbak Srintil sungguh sangat berbeda 180 derajat dengan istana Modhar di kahyangan. Dan Mbak Srintil juga telah menjelaskan pada Modhar bahwa kehidupannya di lautan ini mungkin tidak akan sama lagi dengan kehidupan lama Modhar di kahyangan.
Mbak Srintil menjelaskan lagi bahwa Modhar bisa langsung mengikuti perkuliahan minggu depan. Modhar sampai bingung, dari mana Mbak Srintil mendapatkan semua fasilitas yang didapatkannya begitu cepat. Tapi itu semua tidak penting bagi Modhar, yang terpenting baginya adalah bisa kuliah dan bertemu dengan pemuda impiannya itu.

***

Seminggu kemudian.

”hei bro lihat itu, disana ada cewek cantik tuh sendirian lagi. Kayak nya dia mahasiswi baru deh.” kata Gany bengkak yang terkenal paling playboy diantara kedua temannya, Koray monyong dan Zaenal loreng.

”wah Gan, kamu selalu saja cepat tanggap kalau ada yang bling-bling kayak gitu. Tunggu apa lagi, ayo kita kesana.” tambah Koray monyong.

”satu...dua...tiga...” Zaenal loreng memberi aba-aba.

Tak lama…

“hai gadis…” sapa Gany bengkak dengan nada puisi.

”dis...dis...dis...” tambah Koray monyong dan Zaenal loreng.

“sendiri saja kah dikau. Bolehkah kami bertiga yang tak memiliki apa-apa ini menemani dikau yang seorang diri...” goda Gany bengkak lagi.

”ri...ri...ri...” tambah Koray monyong dan Zaenal loreng lagi.

Modhar tertawa terbahak beberapa saat. Bagaimana tidak, penampilan tiga pemuda yang ada didepannya itu sangat konyol. Pertama, pemuda yang bersolo puisi, seperti leadernya. Wujudnya gajah laut gendut besar dengan belalai pendek, dan ekspresinya saat berpuisi itu menjadi salah satu alasan Modhar untuk tertawa terbahak. Sangat absurd, seperti menahan HIV tingkat awas sekaligus AIBS.

Pemuda kedua dan ketiga ekspresinya hampir sama dengan pemuda gajah laut pertama, tetapi wujud mereka tidak sama. Pemuda kedua berwujud kera laut , dengan bibir monyong tak terkira. Kemudian pemuda ketiga berwujud Zebra laut berloreng hitam dan merah. Terlihat sangat garang, tetapi begitu dia bicara garangnya seketika hilang terseret gerakan kemayu yang mungkin telah menjadi ciri khasnya.

”hei gadis, kau lebih terlihat cantik saat kau tertawa.”

”wa...wa...wa...”

”bolehkah kita duduk ?” tanya gany bengkak. Kini dengan nada bicara biasa, bukan nada puisi.

”boleh, silahkan duduk.” jawab Modhar sambil tersenyum.

”perkenalkan, Gany bengkak. Gajah laut paling bengkak dan tampan se lautan. Dan ini temanku, Koray monyong dan Zaenal loreng.” kata gany setelah duduk satu meja dengan Modhar.

”Modhar, mahasisiwi baru dari lautan tetangga.” balas Modhar sambil menyalami mereka semua.

Koray terdiam. Dia seperti pernah melihat cincin yang dikenakan
Modhar, tapi dia lupa dimana. Akhirnya dia mengundurkan diri terlebih dahulu untuk melihat tentang cincin itu. Karena biasanya Koray moyong menyimpan memori-memori yang penting di laptopnya, tujuannya adalah agar dia bisa membukanya sewaktu-waktu disaat dia lupa tentunya.

”eh bro, aku balik dulu ya. Aku baru inget, kalau sekarang aku ada kuliah gigi taring.” kata Koray monyong beralasan.

”oh oke oke, kuliah yang rajin kamu ya nak biar pinter.” jawab Gany bengkak bernada ibu-ibu.

”oke bro, tapi nanti aku langsung pulang ya.” tambah Zaenal loreng.

“iya mbah buyut.” Jawab Koray monyong pada Gany bengkak.

“oke bro, nanti aku nebeng temenku yang lain aja.”jawab Koray monyong pada Zaenal loreng.

***

Koray monyong akhirnya tahu, dia pernah melihat cincin yang dipakai Modhar itu dimana. Seminggu yang lalu, Koray monyong beserta Gany bengkak dan Zaenal loreng berlibur ke negeri kahyangan karena Gany bengkak memenangkan undian lotre.

Lalu pada saat mereka bertiga mengunjungi Kerajaan Mengkurep, mereka bertiga langsung disambut oleh pidato Raja dari Kerajaan Mengkurep itu. Isi pidatonya adalah memberitahukan kepada seluruh rakyatnya agar membantu menemukan putrinya yang hilang. Hadiahnya tidak tanggung-tanggung, seperempat dari seluruh emas yang dimiliki oleh kerajaan itu akan diberikan kepada orang yang berhasil menemukan putri raja.

Salah satu ciri-ciri dari putri Kerajaan Mengkurep adalah memakai cincin yang dipakai oleh mahasisiwi baru yang tadi ditemuinya. Dengan segera Koray monyong pulang ke kos-kosan tempat dia, Gany bengkak dan Zaenal loreng tinggal. Dia ingin segera memberitahukan kepada temannya tentang hal ini.

***

”hei, kalian ingat ini ?” tanya Koray monyong pada Gany bengkak dan Zaenal loreng sambil menunjukkan foto cincin sang putri.

”hah, cincin siapa itu? Cantik banget, aku mau deh kalau dibeli’in cincin model gitu.” jawab Zaenal loreng dengan nada kemayunya.

”aduh, bukan itu yang aku maksud. Kalian ingat perjalanan kita ke negeri kahyangan sekitar seminggu yang lalu ?” tanya Koray monyong lagi sambil menjukkan foto liburan mereka.

”wah kalau itu aku inget banget. Nggak usah ditanya lagi.” jawab Gany bengkak penuh semangat.

”oke, kalau begitu kalian inget nggak waktu kita berkunjung di salah satu kerajaan di kahyangan. Trus waktu itu raja kerajaan itu lagi ngasi pengumuman tentang anaknya yang hilang ?” tanya Koray Monyong lagi.

”iya aku juga ingat itu. Apalagi pas bagian raja itu nunjukkin seberapa banyak emas yang bakal diserahin ke orang yang berhasil nemuin anaknya. Banyak banget, sampai silau mataku waktu itu.” jawab Gany bengkak bersemangat.

”yah, itu dia maksudku. Apa kalian nggak ingin punya emas segitu banyak ?”

”ya tentu saja kami pengen. Aku bisa buat cincin cantik tadi sebanyak-banyaknya. Tapi nggak mungkin banget kan ?” balas Zaenal loreng.

”nggak ada sesuatu yang nggak mungkin didunia ini.” timpal Koray monyong.

”maksudmu ?” tanya Gany bengkak dan Zaenal loreng bersamaan.

Akhirnya Koray monyong memberitahukan kepada Gany bengkak dan Zaenal loreng tentang perkiraannya, mahasisiwi baru itu bisa jadi putri Kerajaan Mengkurep yang hilang. Koray monyong mengungkapkan seluruh argumennya tentang berbagai kesamaan antara putri raja dan mahasisiwi baru, mulai dari cincin yang dipakainya, namanya, postur tubuhnya, dan informasi penting lainnya.

***

Esoknya di kampus Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng pergi mencari Modhar. Mereka bertiga ingin segera menanyakan perihal kesamaannya dengan putri raja Kerajaan Mengkurep. Setelah berhasil menemui Modhar, mereka langsung bertanya ’to the point’.

“sebutkan tentang asal-usulmu secara jelas.” pinta Gany bengkak dengan beringas.

”kenapa harus begitu? Aku tidak mau.” tolak Modhar.

”maaf dik, kami ini bertanya seperti ini bukan tanpa alasan. Kami bertiga ini crew dari majalah kampus. Kami ditugaskan mencari data tentang mahasiswa baru.” Koray monyong mulai beralasan lagi.

”oh begitu. Ya sudah kalau alasannya seperti itu.” jawab Modhar.

Modhar lalu menyebutkan informasi yang tidak jelas dan tentang keluarganya, Modhar hanya berkata orang tuanya sudah meninggal dunia. Karena gemas dengan sikap Modhar, Zaenal loreng yang dari tadi hanya berdiri sambil pura-pura mencatat perkataan Modhar langsung membuka laptop Koray monyong.

Dia menunjukkan foto Kerajaan tempatnya dilahirkan dan dibesarkan. Zaenal loreng juga menunjukkan foto Pa’e dan Bu’e nya kepada Modhar. Seketika itu juga Modhar menangis. Dia merindukan kerajaan nerakanya. Dia merindukan Bu’e. Bahkan dia juga merindukan Pa’e.

”maaf bukan bermaksud apa-apa. Jadi benar kamu putri dari Kerajaan Mengkurep ?” tanya Koray monyong sopan.

”ya benar.” jawab Modhar akhirnya mengaku.

”kenapa kamu bisa sampai disini ?” tanya Koray monyong lagi.
Modhar akhirnya menceritakan semuanya kepada Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng. Semuanya tanpa dikurangi ataupun ditambah-tambahi.

”sebaiknya kamu pulang kembali ke kerajaanmu, atau paling tidak kamu beri kabar lah pada Pae dan Bu’e mu itu. Kasian mereka.”ucap Koray monyong setelah mendengarkan cerita Modhar.

”aku tahu, kamu ngomong seperti itu bukan karena khawatir sama aku kan, tapi karena emas yang diiming-imingkan sama Pa’e. Ya kan ?” tantang Modhar.

”hei kami belum bicara tentang emas bukan ?” jawab Gany bengkak dengan polosnya.

”licik, kalian semua. Aku menyesal menceritakan ini.” ucap Modhar penuh kemarahan.

”hei tunggu, tunggu...” teriak Koray monyong.

”kami memang mengajurkan kamu pulang supaya kami juga segera mendapatkan emas itu. Tapi kami bukan orang yang licik seperti yag kamu bilang. Kami janji akan bantu kamu mencari pemuda itu, asalkan kau juga janji kau akan pulang setelah bertemu dengan pemuda itu.” tantang Koray monyong.

”oke aku setuju. Terima kasih dan...maaf.” ucap Modhar ragu-ragu.

***

Sebelum Modhar dan tiga sekawan (Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng) mengadakan pencarian pemuda yang waktu itu ditemui Modhar di pestanya, mereka berempat terlebih dahulu menggelar rapat tentang pembagian tugas.

Gany bengkak, yang hobi mengoleksi kuge ( kucing gede ) bertugas menyiapkan segala hal yang berhubungan tentang transportasi. Koray monyong yang ter’hitech’ diantara mereka semua, bertugas melacak keberadaan pemuda target utama menggunakan teknologi canggih. Zaenal loreng yang paling aktif di kampus diantara mereka semua, bertugas mengurus perizinan mereka selama meninggalkan pelajaran di kampus. Dan Modhar sendiri bertugas menyiapkan perbekalan berupa makanan.

Hari pencarian pun tiba. Petualangan mereka dimulai. Mereka berlima ( ditambah Mbak Srintil ) akhirnya berangkat mencari pemuda pujaan Modhar.

”ayo Modhar, cepat naik. Kita hanya punya waktu seminggu untuk mencari pemuda itu.” ajak Gany bengkak.

”iya Gan, aku ngerti. Ayo cepat Mbak Srintil.” jawab Modhar.

”iya Ning Modhar.”

”hai Modhar. Apa kabar ? Sudah siap untuk perjalanan hari ini ?” sapa Koray monyong.

”baik. Iya, aku sangat siap.” jawab Modhar sambil tersenyum.

”aku sudah menemukan keberadaan pemuda itu. Dari ciri-ciri yang kamu ceritakan kemarin, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa pemuda yang kamu maksud adalah Syailendro Jaya Kawat Nyangsang. Kerajaannya terletak sekitar 50 km dari daerah ini. Kita diperkirakan sampai pada hari ke lima. Bukan begitu kapten Gany ?” jelas Koray monyong.

”wah iya mandor Koray. Bahkan kita juga bisa sampai pada hari ke empat jika tak ada halangan apa-apa di jalan.” jawab Gany bengkak.

”bagus sekali. Terima kasih semuanya. Semoga kita cepat menemukannya.” jawab Modhar.

***

Tidak terasa perjalanan Modhar dan kawan-kawan sudah masuk hari ke empat. Di hari ke empat ini, mereka sudah tiba di pintu masuk Kerajaan Njengking, kediaman Pangeran Syailendro Jaya Kawat Nyangsang.

Tetapi di luar dugaan Koray monyong, sang pelacak, di pintu masuk kerajaan terdapat seekor makhluk hasil persilangan antara ular dan tikus yang besarnya tidak dapat didefinisikan. Makhluk itu terbangun akibat tangisan kuge Gany bengkak, dan parahnya makhluk itu bersiap untuk menelan kuge sekaligus lima orang yang ada di dalamnya dalam sekali telan.

”wah ini semua gara-gara kamu bawa kuge yang ngambekan sih Gan. Kalau kamu nggak bawa kugemu yang ini pasti makhluk itu nggak akan bangun.” marah Zaenal loreng.

”kok gara-gara aku sih. Kalau nggak ada aku kalian semua nggak akan bisa sampai sini sekarang.” bela Gany bengkak.

”sudahlah, kalian semua nggak usah saling menyalahkan. Kita dalam kondisi darurat sekarang. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita bisa kabur dari makhluk besar yang sekarang sudah semakin dekat itu.” lerai Modhar.

”kita nggak bisa kabur dari makhluk itu. Dari analisaku kecepatan makhluk itu hampir menyamai kecepatan cahaya.” kata Koray monyong tiba-tiba.
Makhluk besar itu sudah membuka lebar mulutnya yang seperti goa. Lalu dalam sekejap semua menjadi gelap.

***

”aku ada dimana...”

”akhirnya kamu sadar. Tenang saja kamu aman disini. Ini rumahku.”

”kamu..”

”sstt..jangan banyak gerak dulu.”

”kenapa aku belum mati. Lalu kemana temanku yang lain ?”

”ceritanya panjang. Semua temanmu aman. Sebaiknya kamu istirahat dulu saja.”
Modhar masih tidak percaya ini. Dia kini berada di rumah Syailendro, Pemuda yang selama ini dicarinya. Modhar segera memejamkan mata lagi. Dia menuruti anjuran Syailendro karena dia ingin segera mendengarkan cerita dari Syailendro.

***

”bagaimana keadaanmu. Sudah lebih baik ?” sapa Syailendro.

”ya. Sebenarnya bagaimana semua ini bisa terjadi ?” tanya Modhar.
Syailendro hanya diam sambil menatap Modhar.

”aku ingin tahu.” desak Modhar.

”kenapa kamu kesini ?” Syailendro balik bertanya.

”apa ?”

”jawab pertanyaanku dulu. Setelah itu aku akan menceritakannya.” jelas Syailendro.

”aku kesini karena aku ingin melanjutkan kuliah, selain itu juga aku mencarimu. Aku ingin bertemu denganmu. Aku kabur dari kerajaan. Pa’e menyuruhku menikah dengan pangeran dari kerajaan tetangga untuk memperluas kekuasaan kerajaannya. Aku tidak tahan dengan tingkahnya.” terang Modhar.

”itu tidak pantas dilakukan seorang putri mahkota bukan ?” sindir Syailendro.

”sudahlah. Sekarang ceritakan mengapa aku tidak mati. Padahal waktu itu sudah jelas sekali makhluk besar itu membuka mulutnya. Dan dimana semua temanku ?” tanya Modhar.

”masih ingatkah kamu pada pertemuan kita waktu pertama kali?” Syailendro balik bertanya.

”sudah aku bilang jawab pertanyaanku dulu.” amuk Modhar.

”pertanyaan ini akan menjurus pada jawaban dari pertanyaan yang kamu tanyakan. Kalau kamu nggak mau ya nggak usah aku ceritakan.” jawab Syailendro tenang.

”oke. Aku ingat. Waktu itu kita bertemu di kamar mandi. Dan kamu kena pintu yang aku tendang. Aku masih ingat betul.” jawab Modhar.

”apakah kamu ingat ini ?” tanya Syailendro sambil menunjukkan sebuah batu berwarna hijau.

”sepertinya aku pernah melihatnya. Oh iya , itu batu yang nggak sengaja aku injak kan.”

”ya , ternyata kamu masih ingat. Ini bukan batu biasa. Ini batu keabadian. Dulu, sewaktu aku dengar kerajaanmu mengadakan pencarian jodoh untukmu aku langsung tertarik. Dan aku membawa batu ini supaya kamu memilihku. Dan ternyata benar, setelah kamu menginjak batu ini, kamu jadi memilih aku dan rela mencariku sampai kesini.”

”lalu darimana kamu mendapatkan batu ini ?”

”aku mendapatkan batu ini dari makhluk besar itu. Batu ini adalah mata dari makhluk besar kemarin yang akan memakanmu. Aku berhasil mengalahkannya. Karena itu makhluk besar itu kini menuruti semua perintahku, barong namanya.”

”oh jadi karena batu ini adalah bagian dari makhluk besar itu jadi aku tidak mati. Lalu apakah teman-temanku...”

”mereka tidak mati barong tidak sampai menelannya. Tapi keadaan mereka parah. Mungkin butuh waktu satu bulan untuk memulihkan keadaannya,”potong Syailendro.

”apakah kamu ingin melihat mereka ?” tanya Syailendro.

”bolehkah ?”

”tentu saja.”

***

Satu bulan kemudian Gany bengkak, Koray monyong, Zaenal loreng, dan Mbak Srintil pulih. Seminggu kemudian Modhar dan kawan-kawannya ditemani dengan Syailendro kembali ke tempat tinggal awal Modhar, di dekat kampusnya. Setelah mengurus masalah perizinan lagi ( karena melebihi batas waktu ) , mereka berenam mengantarkan Modhar pulang ke kahyangan.
Mereka hanya butuh waktu satu menit saja untuk sampai di kahyangan , karena mereka menumpangi barong, bukan kuge Gany bengkak yang suka ngambek.

Setelah meminta maaf pada orang tuanya, Modhar meminta izin kembali ke lautan untuk melanjutkan kuliah. Selain itu Modhar juga meminta Pa’enya untuk menyetujui hubungannya dengan Syailendro. Modhar berjanji setelah lulus kuliah dia akan kembali ke kahyangan kemudian segera menikah dengan Syailendro. Kedua orang tua Modhar akhirnya menyetujui.
Modhar lalu memberitahu Pa’enya tentang Gany bengkak, Koray monyong, dan Zaenal loreng yang selama Modhar tinggal di lautan, merekalah yang membantu Modhar. Kemudian tanpa ragu-ragu Pa’enya memberikan seperempat bagian, emas miliknya kepada mereka bertiga beserta Mbak Srintil , tidak lupa dengan mengucapkan terima kasih karena telah membantu Modhar.

Akhirnya mereka semua mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bu’e Modhar mendapatkan kembali sifat Pa’e Modhar yang dulu baik ( karena sejak Modhar menghilang sikap Pa’e Modhar berangsur-angsur baik ). Gany bengkak, Koray monyong, Zaenal loreng mendapatkan emas dari Pa’e Modhar. Dan Modhar akhirnya mendapatkan izin kuliah, bertemu dengan Syailendro, dan diizinkan untuk menikah dengannya.

***

”apa alasan kamu mencintaiku selain karena khasiat batu itu?” tanya Syailendro.

”karena kamu bisa menghilangkan HIV tingkat awas dan AIBS ku dalam sekejap mata.” jawab Modhar sambil memejamkan mata.

TAMAT :))

Jumat, 05 November 2010

kitty's families ♥♥

Hello kitty. Sapa sih yang gak tahu karakter kucing lucuuuuuu (sampe hurufnya gak terhitung
*lagi :DD). Pasti semua sudah pada tahu, yang gak tahu yaa kebangetan lahh. Kemana aja selama ini...

Hello kitty adalah karakter kartun favoritku dari kecil. Aku gak pernah tahu asal-mulanya aku
seneng sama ni karakter. Mungkin karena hello kitty ini punya wajah yang super duper lucu (sampe l-u-c-u nya banyak gak ketulungan). Makanya waktu kemaren aku ultah, trus sama temen-temenku dikasih hadiah boneka ini aku seneng banget. Tapi kali ini aku gak bakal nyeritain tentang proses pemberian boneka super duper lucu (sampe l-u-c-u nya banyak gak ketulungan) , karena memang sudah aku tulis di postinganku yang sebelumnya.

Seperti layaknya manusia, hello kitty ini juga punya biodata dan keluarga lohh. Nah maka dari itu sekarang aku bakal mulai membedah satu-persatu profil hello kitty dan keluarganya.

1. Hello kitty



Nama lengkap : Kitty White

Tanggal lahir : 1 November 1974 (bintang: Scorpio)

Golongan darah : A (Negatif)

Tempat lahir : Pinggir kota London

Tinggi badan : Lima buah apel yang disusun ke atas

Berat : Tiga buah apel yang mengkilat

Pintar dalam : Membuat kue kering

Makanan kesukaan : Kue pie apel buatan Mama

Kata kesukaan: "Persahabatan"

Koleksi: Benda-benda kecil yang lucu seperti permen , bintang , ikan mas , dan lain-lain

Mata pelajaran kesukaan: bahasa Inggris, musik, seni visual

Ciri-ciri: Anak kucing yang riang dan berhati baik. Sangat akrab dengan saudara kembarnya yang bernama Mimmy.

Desainer:
Shimizu Ikuko (generasi pertama, 1974-1976)
Yonekubo Setsuko (generasi kedua, 1976-1980)
Yamaguchi Yūko (generasi ketiga, 1980-sekarang

2. Mimi White (saudara kembar hello kitty)


adalah saudari kembar dari Kitty White yang pemalu. Jika Kitty digambarkan menggunakan
pita sebelah kanan (kuping kiri) maka ia digambarkan memakai pita di sebelah kiri (kuping kanan). Dia tipe yang lebih suka berdiam di dalam rumah.

3. George White (ayah hello kitty)



ayah Kitty dan Mimmy. Orangnya sangat humoris dan menyayangi keluarganya. dia adalah
seorang pekerja keras dan dapat dipercaya (benar2 sosok ayah idaman) tapi terkadang dia juga suka melamun.

4. Mary White (ibu hello kitty)



Ibu Kitty dan Mimmy , adalah seorang ibu yang baik dan sangat menyayangi anak-anaknya. dia
sangat suka memasak (apalagi apple pie) dan merawat rumahnya dengan baik. Dulunya ia adalah seorang pianis.

5. Anthony White (kakek hello kitty)



kakek Kitty dan Mimmy ini sangat hobi menggambar.

6. Margareth White (nenek hello kitty)



nenek Kitty dan Mimy yang hobi membuat bordiran. Ia adalah seorang yang jago membuat
Pudding.

dan yang terakhir adalah...

7. Daniel Star (pacar hello kitty)



Daniel dan Kitty saling mencintai sejak keduanya masih bayi (aahhaahaakaya sinetron), tapi
Kitty harus berpisah dengan Daniel yang pindah ke Pretoria, Afrika Selatan mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai kameraman (tuh kan bener , kaya sinetron ). Setelah itu, Daniel dan keluarganya selalu berpindah-pindah hingga akhirnya menetap di New York. Setelah itu dia pun pindah ke U.K untuk bersama dengan Kitty. Dan akhirnya setelah perjuangan panjang . Daniel kemudian bertemu kembali dengan Kitty (huhuhu so sweet, aku kapan yaa :p).

Tanggal lahir Daniel: 3 Mei 1974 (seumur dengan Kitty).

Nah itu dia profil hello kitty dan keluarganya. Semoga bisa berguna bagi yang mencari silsilah
keluarga hello kitty sebagai tugas sekolah atau tugas mata kuliah (ahhahaa gak mungkin :D).

Kamis, 04 November 2010

Dari Ultah Ceria Sampai si Kitty ♥♥

“na met ultah yohh” kata chuu, sambil memberikan bungkusan kado yang lumayan besar.. “haa perasaan ini udah bulan november deh” kataku dalam hati. Perasaan tak enak seketika langsung menjalar ke seluruh tubuhku. Bukan masalah kadonya, tapi kegiatan ini (baca : pemberian kado dan prosesi ‘penyiraman’) sudah membudaya diantara kami berlima.

Dibuka dengan ‘perayaan’ultah vivi. Awalnya vivi diberi kejutan manis, tapi kejutan manis itu berbuah pahit bagi vivi, tapi tidak bagi kami berlima. Hhahhhaha *ketawa setan... vivi disiram campuran ‘senyawa’ terasi + telor + air. Cobalah bayangkan tampilan dan bentuknya, aku jamin kalian semua akan muntah. Tapi ingat itu hanya banyangan, belum yang asli kan. Kalian mau tahu yang asli, yang asli sungguh sangat memabukkan. Huwekk !! Kasian vivi , setelah dia disiram lalu kemudian dia mandi , dia keluar lagi dengan bersih , wangi , dan tak lupa sumpah serapahnya, dia disiram *lagi . dan akhirnya dia mandi lagi. Benar-benar ganas kann.

Korban ‘perayaan’ ultah yang kedua adalah winny. Ultahnya sekitar tiga bulan setelah ultah vivi. Perlu diingat ‘perayaan’ ultah winny adalah yang paling seru. Selain senyawanya ditambah tingkat memabukkannya, winny adalah gadis yang paling cengeng diantara kita berlima. Bisa kalian bayangkan kedua faktor itu adalah kombinasi yang sangat baik bukan ?! jadi begini ceritanya. Seperti orang yang berulang tahun pada umumnya, winny ngajak aku , alfi , chuu , mazroh dan vivi makan-makan . Selesai acara makan-makan , winny pulang sama aku . sedangkan alfi , chuu , mazroh dan vivi mrencanakan sebuah 'kjutan manis' . rencananya kami berlima mau nyiram winny pake senyawa aneh yang aku sebutin di atas dirumahnya. Pas sudah sampe rumah winny, aku *yang selalu bertugas mengalihkan perhatian* bingung mau alasan apa supaya aku bisa bertahan dirumah winny sampe chuu, mazroh, alfi, dan vivi sampe ke rumah winny juga *untuk melancarkan aksi kejutan manis tentunya :D*. Akhirnya aku yang gak pernah bo'ong ini pake alasan yang klise buwat tetep dirumah winny. Sampe beberapa menit kemudian chuu , mazroh , alfi , dan vivi dateng ngasi kado ++. Seperti yang sudah diduga sebelumnya , winny gak mau keluar dari rumahnya, sekalipun keluar dia dengan pd nya pake helm *bener-bener pd kann*. Akhirnya dengan sangat menyesal kami mengundur acara kejutan manis itu .

keesokan harinya di sekolah...
pas pulang sekolah, aku *lagi-lagi mengalihkan perhatian* ngajak winny muter-muter gak jelas, smentara chuu , mazroh , alfi menyiapkan 'senyawa aneh' yang sudah membusuk karena telah berumur 1 satu malam *huwek kubik , sumpah* . Akhirnya detik-detik yang ditunggu pun tiba, winny diserang oleh 'kjutan manis' di parkiran sekolah pas lagi rame banget, bayangkan. hhahaa :D. Setelah mendapat siraman busuk itu, winny nangis sejadi-jadinya *nangis gaya anak sd lagi* sambil ngomong gak jelas. Cuma satu kalimat yang tak inget waktu winny ngomong sambil nangis itu, dia ngomong gini "hhhwa..hhwa puas kalian rek. maksute apa gini ini, biar semua tau keburukan kalian taa". Sambil badan bau gak wenak (baca : gak enak sampe gak terdefinisi). hhahhaaha :DD.


Selanjutnya adalah ‘perayaan’ ultah alfi. ‘Perayaan’ ultah alfi sekitar dua bulan setelah ultah
winny. Perlu diingat Alfi adalah dalang dari semua ‘perayaan-perayaan ultah ganas’ sebelumya (baca : vivi dan winny). Alfi lah pencetus tunggal penambahan komposisi terasi pada ‘senyawa’ kami. Dan ini adalah kesempatan emas bagi vivi dan winny untuk membalas dendam. Jadi begini ceritanya. Pas hari selasa , pulang PIB . aku sama chuu , mazroh , winny , mala , rio, harun nyiram alfi pake campuran air terasi, kopi plus telor. Aku gak tahu kenapa temen-temen gak pake 'senyawa made by alfi' yaa buwat nyiram alfi?? Sayangnya vivi , sebagai korban alfi yang pertama gak bisa ikut nyiram alfi, si pencetus ide 'senyawa terasi'.

“met ultah yaa nduk” kata salah satu sahabatku yang lain membuyarkan lamunanku.
“met ultah naa...” kata alfi sambil cipika-cipiki.
“haa, iyaa makasih yaa rek” aku hanya bisa menjawab dengan jawaban yang datar dan ekspresi yang tak kalah datarnya.

Setelah itu winny mengajakku ke kamar mandi. Haa, tamba gak enak kuadrat perasaanku. Dan
akhirnya semua yang kutakutkan memang terjadi. Aku disiram habis-habisan. Tapi untunglah gak pake senyawa aneh yang memabukkan made by alfi itu. Mungkin dalam setiap acara ‘perayaan’ ultah aku selalu tidak ikut menyiram teman-temanku, aku hanya bertugas mengalihkan perhatian mereka. Jadi mereka tidak tega menyiram gadis lemah , ringkih , dan tak berdaya sepertiku dengan senyawa aneh itu. Dan setelah tugasku selesai aku hanya melihat dan menertawai temanku yang terkena ‘siraman maut’ itu. Teman-temanku tertawa puas melihatku menderita. Tapi sungguh diluar dugaan, ternyata disiram pake air plus entah ditambah apa aku gak tahu itu rasanya gak enak. Rasa gak enak pertama adalah DINGIN. Dan yang kedua adalah d*****n ku basah, jadi pulangnya aku terpaksa pake d*****n basah. Yaa daripada gak pake kann , malah bahaya itu *haduu aku gak banyangin deh +__+ . Yaa sudahlah gak usah dibayangin. Setelah ‘pesta’ aku langsung pulang , gak tahan dinginnya. Dan ini adalah pesan terakhir teman-temanku saat mengantar kepulanganku *ke rumah maksudnya*

“naa, ojjo lali yohh mbuka kadone ning alam terbuka ae. Ben kecoa’e langsung metu. Hhahhaaha

*sambil tertawa lagi*”

Apa, kecoa??? Aku sungguh-sungguh benci hewan itu. Kebencianku terhadap kecoa sampai
tidak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Awas aja kalau mereka benar-benar menamba kecoa didalamnya, aku akan menggorok mereka satu-satu.

Sesampainya dirumah, aku masih terngiang-ngiang kata-kata teman-temanku tentang kecoa
itu. Akhirnya, karena gak berani aku menyuruh ibuku membuka kado yang diberikan oleh mereka. Dan ternyata sama sekali gak ada kecoa nya. Dan isi kadonya itu sumpah

cccccccccccuuuuuuuuuuuutttttttttteeeeeeeeee banget. Ini dia eng.. ing.. eng.. jreng...jreng



Thanks buat temen-temenku, nnek *esspecially, soalnya dia yang pilihin*, juki (baca : winny)

my soulmate *gak terasa sudah anniversary yang ketiga kita juk*, alfi dan chuu si heboh yang

sudah ngasih kado ini ke aku. I very very very (sampe gak terhitung) love her ♥♥♥





 

(c)2009 My Little World.... Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger