namaku ilalang . meskipun aku adalah
hiasan pada tanaman yang sungguh tak berarti apapun di dunia ini , namun kata
sebagian orang , aku memiliki aura keindahan yang mungkin dapat membuat banyak
makhluk yang bernama manusia berdecak iri melihatku . hidupku di sini , di
suatu hamparan yang luas , bernama padang ilalang . aku hidup bersama
ribuan , bahkan jutaan ilalang lain yang sama indahnya sepertiku , kami hidup
berdampingan . damai , tenang , dan tanpa diwarnai dengan segala sesuatu yang
mengarah pada sebuah hal yang sangat akrab dengan manusia , pertengkaran dan
perselisihan .
dalam keseharianku ,
aku tak hanya hidup damai dengan jutaan makhluk yang sama denganku saja .
tetapi , di padang harapan ini , aku juga akrab dengan banyak makhluk yang tak
sejenis denganku dan menurutku mereka tak kalah indahnya denganku . nama mereka
juga cantik , ada kupu kupu , capung , kunang kunang yang terlihat lebih cantik
di malam hari , dan makhluk lain yang tak bisa kusebut satu persatu .
selain mereka , ada
dua fenomena indah yang sangat menarik bagiku .
pertama ,
dia mengaku padaku
namanya adalah angin . dia memperlakukanku dengan sangat..sangat baik . aku
selalu tenang jika dia didekatku . dia selalu menghiburku , tiap kali ada
sesuatu yang membuat aura keindahanku memudar . dia bertiup dan menggoyangkanku
dengan irama yang sangat merdu . sambil berbisik
'aku selalu tak bisa
melihatku dengan keadaan seperti ini' dan secara ajaib ,
aku merasa lebih baik setelahnya . pasokan aura keindahanku secara ajaib
bertambah . dia seperti charger aura bagiku . mungkin tanpanya , aku tak bisa
melanjutkan hidupku lagi . jujur , aku tidak melebih lebihkan . tetapi jika
mengingat satu kenyataan tentangnya , seketika aura keindahanku bagai disedot
oleh gaya gravitasi yang sangat kuat , disedot habis . ya , hanya satu kenyataan
pahit tentangnya , dia tak terlihat , kehadirannya hanya bisa kurasakan . dan
dari kenyataan itulah , akhirnya dia mencarikan seorang teman lain untukku,
teman yang terlihat .
kedua ,
katamu namanya senja
. dia indah , sepertiku . oh tidak , maksudku baru kali aku melihat sesuatu
yang lebih indah dariku . dia beribu kali jauh lebih indah dariku . dulu setiap
kali aku merajuk tak percaya , kau selalu bilang 'dia indah ilalang ,
sama sepertimu . kau pantas jika berdampingan dengannya'
dan kini aku baru
percaya padamu .
sejak saat itu , setiap sore , aku selalu berbincang dengan senja , membicarakan berbagai hal . menurutku ini sungguh sangat menyenangkan . karena untuk pertama kalinya aku bisa melihat wajah lawan bicaraku , bukan hanya merasakannya saja . tetapi setelah lama kujalani , ini tidak sepenuhnya menyenangkan . kenyataan pahit itu terulang pada senja , tetapi dengan kasus yang berbeda . keberadaan senja jauh , sangat jauh tak terjangkau olehku . aku tidak bisa terus seperti ini . setiap kali pasokan aura keindahanku memudar , dia tak bisa datang menghiburku , menggoyangkanku dengan irama yang merdu , kemudian berbisik manis di telingaku . dia tak bisa meninggalkan tempat hidupnya yang sangat nyaman itu , tak mau .
sejak saat itu , setiap sore , aku selalu berbincang dengan senja , membicarakan berbagai hal . menurutku ini sungguh sangat menyenangkan . karena untuk pertama kalinya aku bisa melihat wajah lawan bicaraku , bukan hanya merasakannya saja . tetapi setelah lama kujalani , ini tidak sepenuhnya menyenangkan . kenyataan pahit itu terulang pada senja , tetapi dengan kasus yang berbeda . keberadaan senja jauh , sangat jauh tak terjangkau olehku . aku tidak bisa terus seperti ini . setiap kali pasokan aura keindahanku memudar , dia tak bisa datang menghiburku , menggoyangkanku dengan irama yang merdu , kemudian berbisik manis di telingaku . dia tak bisa meninggalkan tempat hidupnya yang sangat nyaman itu , tak mau .
sekali lagi kukatakan
, aku tak bisa hidup tanpamu .
kini , ketika aku tak
bersama senja lagi , aku berusaha keras untuk mencarimu . berusaha keras untuk
mengundangmu , bersusah payah merasakanmu . pasokan aura yang semakin berkurang
dan berkurang tak lagi kupedulikan . aku hanya ingin satu , bertemu denganmu .
tetapi , sungguh kau bagai hilang termakan zaman yang kini semakin menua .
angin , dimana dirimu ? aku mmbutuhkanmu...