Minggu, 08 Juli 2012

Aku Ingin dia Tinggal


Kalau aku ingin dia tinggal, maka yang terjadi kelak pasti akan sebaliknya. Jka kalian bertanya mengapa bisa begitu, maka aku akan dengan enteng menjawab : karena setiap keinginanku adalah kutukan yang tidak akan pernah bertemu ujungnya. Kehadiranku bisa jadi adalah sebuah kutukan pula bagi kedua orang tuaku,atau mungkin terjadi kesalahan pada saat Dia mengurusku dulu. Sehingga jadilah aku sekarang ini, manusia penuh kutukan.

Sebisa mungkin aku melupakan mimpi-mimpi besarku dulu supaya aku tidak menelan pahit di akhirnya, dan mencoba hidup santai dan mengalir saja, namun keinginan untuk merebut mimpi-mimpi itu dari dunia khayal tetap tak mau hiang. Tak terkecuali dengan keinginan itu. Pada awalnya, sebisa mungkin aku menetralkan perasaan padanya, namun sekarang setelah beratus-ratus hari kulewati, keinginan untuk bersamanya semakin kuat. Keinginan itu menembus liar batas khayalku. Aku ingin dia tinggal, aku ingin dia yang jadi adam yang selama ini kurindukan. Allah kau dengarkah?

Tak ada yang melihatku dengan hatinya kecuali dia. Dia adalah manusia terbodoh yang kutemukan di dunia ini. Bagaimana bisa dia memilih manusia macam aku sebagai calon pendamping hidupnya kelak? Bagiku dia bukan manusia biasa yang kehidupannya hanya berjalan statis seperti kehidupanku, dia manusia unggulan. Sejak Dia mempertemukanku dengannya, hidupku berubah.

Jika dulu pembagian kelompok fisika tidak seperti itu, maka aku tidak akan pernah dekat dengannya. Atau jika dulu aku tidak memilih jurusan baru ini, dan memilih untuk menjadi ahli gizi nantinya, maka aku juga tidak akan pernah bertemu dengannya. Atau jika nilainya mencukupi untuk masuk institut terbaik bangsa, maka bisa jadi aku tidak akan pernah bertemu dia selamanya. Bukankah itu semua sudah diatur olehnya? Jalanku, jalannya telah diatur sedemikian rupa olehNya sehingga aku bisa sampai pada koordinat jalannya, jalan kita sekarang. Aku yang memilih jurusan kacau ini, padahal prospek gizi tidak main-main bagusnya. Dia yang nilanya tidak mencukupi untuk masuk institut terbaik bangsa, pada akhirnya diterima juga di jurusan kacau ini. Dan terakhir adalah kelompok praktikum fisika, yang membuat jalanku dan jalannya semakin terhubung.

Seperti layaknya pertemuan pada umumnya, pertemuanku dengannya pasti akan bertemu perpisahan pada akhir ujungnya. Namun bolehkah, aku, manusia penuh kutukan ini berharap perpisahanku dan dia itu hanyalah maut? Sekali lagi Allah kau dengarkah? Manusia kutukanmu ini benar-benar serakah, dia benar-benar jatuh cinta pada manusia yang tak sepadan dengannya.

 

(c)2009 My Little World.... Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger